Penghuni Pangiang Sesalkan Satpol PP Manado Bakar Sisa Bangunan
"Kasihan saya pak, sudah tidak tahu mau tinggal dimana, saya terpaksa tidur disini."
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pascapembongkaran bangunan rumah oleh Satpol PP Manado, warga di lahan Pangiang, Kelurahan Molas, Kecamatan Bunaken bingung mau tinggal di mana.
Usman Nusi seorang warga yang kini rumahnya sudah rata dengan tanah mengatakan, saat malam ia beserta keluarga hanya tidur di tanah bekas rumahnya didirikan.
"Kasihan saya pak, sudah tidak tahu mau tinggal dimana, saya terpaksa tidur disini karena tak tahu barang-barang saya yang tersisa mau dibawa kemana jika saya tinggalkan takut hilang dicuri orang," ujarnya sembari menyapu air mata yang menetes.
Tak hanya malam siang pun mereka harus merasakan dinginnya dari hantaman air hujan yang jatuh ke tubuh mereka. "Tak tahu harus bertedu dimana di bawah pohon pun tetap kena hujan, lihat saja pakaian saya masih basa" tambahnya.
Yang membuat hati warga semakin miris karena sikap dari para Pol PP, menurut Selfie Pangandaheng juga seorang warga, para Pol PP tidak memberi kesempatan sedikit bagi mereka untuk merapikan sisa bangunan dan barang-barang.
"Kami sudah bilang berikan sedikit kesempatan agar kami membongkar sendiri rumah kami tapi para Pol PP tak mau dan menghancurkan bangunan kami," ujarnya.
Menurutnya, keterlambatan para warga menyingkirkan barang-barang sisa pembongkaran disebabkan karena tidak adanya kendaraan yang bisa mengangkut serta tak ada tempat untuk menampung barang tersebut.
Tapi yang sangat dia sesalkan para Pol PP mala membakar sisa bangunan yang akan mereka pakai.
"Sadis mereka (Pol PP) terlalu sadis tidak kasihan sama sekali kepada kami orang miskin, saat kami sedang memohon mereka mala membakar sisa bangunan kami" ujarnya sambil menangis.
Warga juga sempat mendirikan tenda sementara untuk berteduh tetapi para Pol PP membongkar dan membakarnya.
Dari salah satu puing-puing sisa bangunan rumah terlihat sebuah tiang bulu yang tergantung sebuah karangan bunga dan satu lampu botol kecil yang menyala pertanda ada kedukaan.
Menurut Devi Baramanis yang juga warga tanah Buliling, pemilik rumah yang ada karangan bunga meninggal dunia karena syok rumahnya dihancurkan.
"Saya hanya tahu namanya Evie (warga yang meninggal), saya memang tetangganya cuman tidak terlalu kenal, kemarin dia sempat syok terus dibawa ke rumah sakit, terus tadi ada yang taruh karangan bungan katanya Evie meninggal," ujar Devi. (tribunmanado/valdy suak)
Ikuti berita-berita terbaru di tribunmanado.co.id yang senantiasa menyajikan secara lengkap berita-berita nasional, olah raga maupun berita-berita Manado terkini.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/penertiban-rumah-di-pangiang_20150610_090749.jpg)