Kebakaran di Tuminting Manado
"Suami Saya Merayap di Lantai, Berusaha Selamatkan Diri dari Api"
20 tahun sudah keluarga Tahulenden - Katuter menempati rumah mereka yang berlokasi di kelurahan Tuminting lingkungan 3.
Penulis: | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO/FERDINAND RANTI
20 Rumah dilalap api sekitar 71 jiwa kehilangan tempat bernaung, Kamis (21/5/2015).
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Rumah merupakan istana dan tempat berteduh bagi semua orang.
Fredi Katuter menceritakan saat amukan api itu melalap habis rumahnya Jumat (22/5).
Lanjut ibu rumah tangga 52 tahun ini, saat itu api begitu cepat mejalar dan menghanguskan 20 rumah.
Betapa terkejutnya dia melihat sang suami sedang merayap di lantai untuk berusaha melarikan diri dari amukan api.
Saat amukan api dirinya mengaku tidak sempat menyelamatkan barang-barang berupa kulkas, dan mesin cuci.
Dia pun berharap agar pemerintah memerhatikan mereka yang tertimpa bencana. "Semoga bantuan materil bisa kami dapat secepatnya, mau apa lagi kasihan rumah sudah terbakar," tuturnya.
"Pemerintah harus cekatan atasi warganya, kalau bisa mereka (para korban) bisa mendapat tempat yang layak. Kalau bisa mereka ditempatkan ke rusunawa, buat apa dibangun bangunan megah itu dan tidak dihuni," tutur Robby.
"Kayak rumah hantu, pemerintah menganggarkan hingga milyaran rupiah, asih toh tidak dimanfaatkan. Kalau ada yang tempati pasti rusunawa itu akan terjaga dan terawat, pemerintah harus perhatikan itu jangan hanya diam," tegasnya. (Tribun Manado/Ferdinand Ranti)