HUT ke-75 Uskup Mgr Joseph Suwatan MSC
Bagi Mgr Yoseph Suwatan MSC, uskup Manado, ulang tahun ke-75, Jumat (10/4) bukan lagi soal pribadi.
Penulis: | Editor:
Laporan wartawan Tribun Manado David Manewus
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Bagi Mgr Yoseph Suwatan MSC, uskup Manado, ulang tahun ke-75, Jumat (10/4) bukan lagi soal pribadi.
Ulang tahun kali ini tidak hanya sekedar hanya mensyukuri kehidupan tapi soal tugas dan jabatannya sebagai uskup. Semua itu katanya ada kaitannya dengan batas usia mengemban tugas uskup.
Menurut Uskup dalam renungan misa ulang tahunnya di gereja "Hati Tersuci Maria" Katedral Manado itu, uskup Manokwari-Sorong Mgr. Hilarion Datus Lega, provinsial kongregasi MSC pater Rolly Untu, puluhan pastor dan umat yang datang dalam ultah ke-75 itu datang pula bersama dirinya yang diangkat jadi uskup keuskupan Manado.
"Ini ada kaitannya dengan batas usia mengemban tugas uskup yaitu 75 tahun. Tapi semua itu dikembalikan ke bapa suci," katanya.
Uskup mengucapkan terima kasih atas kesempatan merayakan ultah. Ia ingin semua yang hadir untuk merenung dan bersyukur bersama.
"Dalam bacaan Injil kita mendengar Petrus yang ikut melihat Yesus naik ke surga mengajak ke pantai, teman-temannya untuk membakar ikan. Petrus sama dengan saya manusia biasa. Ia penangkap ikan, pengecut (karena menyangkal Yesus) tapi setelah kenaikan mewartakan Injil," katanya.
Petrus itu, kata uskup, mengatakan dengan penuh Roh Kudus kepada imam besar bawa ia berdiri di hadapan Kristus. Dengan penuh wibawa ia mengatakan tugas perutusannya.
"Petrus diberi tugas perutusan. Saya juga diberi tugas menjadi uskup," katanya.
Uskup mengaku tidak mempersiapkan dirinya dari kecil untuk menjadi uskup.
Ia juga direnungkannya saat berdoa di pagi hari.
"Ada rupa-rupa perasaan dan ingatan, ada memori anak-anak, siswa dan mahasiswa. Jalan-jalan Tuhan itu tidak pernah saya rencanakan," katanya.
Semua bagi uskup, bukanlah rencanya tapi rencana Tuhan. Ia hanya bisa mengatakan perkataan bunda Maria: Fiat Mihi Secundum Verbum Tuum (Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut kehendak-Mu.
"Saya kira semuanya tidak pernah saya rencanakan baik saat menjadi imam, provinsial MSC maupun menjadi uskup.
Saya bukan manajer dengan visi. Semua mengalir begitu saya. Biar Tuhan yang memenej hidup saya. Ia yang merencakan dan saya hanya mencoba peka terhadap rencana Tuhan," katanya.
Uskup menceritakan di dalam keluarga mereka dua bersaudara. Ia kemudian masuk SMP suster.
"Karena ingin melihat Jakarta, saya masuk Kanisius College agar masuk asrama dan mendapat pendidikan iman yang baik. Tidak terasa Tuhan mengarahkan kehidupan saya,"