Renungan Minggu
Makna Kebebasan Sejati!
Ketika Allah menciptakan dunia ini dan segala isinya serta menciptakan manusia, Allah memberi kebebasan kepada manusia di Taman Eden.
Pdt Meike Kakalang Walukouw MTh
Ketua BPMJ GMIM Moria
Girian Indah Wilayah Bitung III
TRIBUNMANADO.CO.ID - Saudara-saudaraku, ada syair lagu begini, hidup bagaikan seekor burung, dalam sangkar yang terkurung. Biar sangkarku terbuat dari emas, lebih baik ku hidup di hutan luas.
Syair lagu ini menggambarkan bahwa kebebasan itu melegahkan, mengenakkan, tak ada tekanan, bebas terbang.
Ketika bangsa Indonesia dalam penjajahan, maka para pejuang berjuang untuk boleh hidup dalam kemerdekaan (freedom).
Di era Reformasi, banyak orang menggunakan hak-haknya secara bebas, tetapi ada juga banyak orang secara pribadi maupun kelompok menggunakan kebebasan dengan cara-cara yang tidak terpuji, berdemonstrasi, unjuk rasa demi mencapai yang diinginkannya.
Keinginan untuk hidup dalam kebebasan, memang pada dasarnya semua manusia mendambakannya.
Ketika Allah menciptakan dunia ini dan segala isinya serta menciptakan manusia, Allah memberi kebebasan kepada manusia di Taman Eden. Dimana kebebasan itu hendaklah dalam bingkai tanggung jawab di antaranya bebas makan semua buah dalam taman tetapi jangan makan buah pengetahuan tentang yang baik dan jahat dan memelihara taman itu.
Dalam satu acara Kick Andy, beliau berbagi cerita dengan mereka yang terkurung di terali jeruji (penjara). Dimana orang-orang yang berada di balik terali ini berharap mendapatkan kebebasan (bebas) setelah mereka menjalani hukuman sesuai keputusan.
Mereka dipenjarakan karena perbuatan salah yang diperbuat mereka. Demikian juga Adam dan Hawa, kebebasan mereka hilang karena ulah mereka, memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Kitapun boleh berada di zaman Anugerah ini karena Yesus Kristus yang telah mati, bangkit demi untuk membebaskan kita dari ikatan dosa yang membelenggu.
Umat Israel mengalami masa-masa hukuman dari Tuhan Allah karena dosa-dosa dan pelanggaran mereka. Umat ditawan sebagai hukuman yang diberikan Allah. Bahkan melalui bangsa-bangsa lain Allah mendidik mereka.
Dan Allah pun mau berbaik hati dengan umat-Nya, Dia membebaskan mereka, sehingga mereka boleh menghirup kebebasan di negeri sendiri.
Otoritas Allah selalu berpihak kepada umat yang dikasihi-nya. Lewat Nabi Zakaria, Ia bersiul memanggil mereka dan mengumpulkan mereka.
Bahkan dengan janji-janjiNya bahwa umat Israel akan hidup dan bertambah banyak serta menikmati damai sejahtera. Dan dengan penyelamatan Allah ini, mereka harus mengingat kebaikan-Nya.