Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Dahsyat Sulut

Sering Terjadi Gempa, Gedung Tinggi di Manado Lebih Berpotensi Ambruk

Besar kecil dampak gempa bumi terhadap bangunan ditentukan faktor kekuatan dan jarak dari pusat gempa.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor:
telegraph.co.uk
Shanghai, China. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Besar kecil dampak gempa bumi terhadap bangunan ditentukan faktor kekuatan dan jarak dari pusat gempa. Semakin besar daya, waktu dan dekatnya objek dari episentrum gempa maka ancaman kerusakan bangunan makin tinggi.

Demikian ditegaskan Prof Dody MJ Sumajow, Ph.D menanggapi gempa bumi di Sulawesi Utara dan Maluku Utara pada Sabtu (15/11). Gempa berkekuatan 7,3 skala Richter tersebut mengakibatkan beberapa bagunan hotel di Manado retak.

Menurut dosen Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi ini, bahaya gempa terhadap kontruksi bangunan tergantung dari jarak episentrum gempa dan lamanya gempa. "Jika gempa yang terjadi tidak memakan waktu yang lama, maka bangunan yang dibangun sesuai standar pasti dapat menahan kekuatan gempa. Sebaliknya jika episentrum gempa dekat dan periode gempa lama maka bisa menyebabkan kerusakan pada kontruksi bangunan," katanya kepada Tribun Manado, Senin kemarin.

Ia menambahkan semakin tinggi bangunan yang dibangun maka semakin besar terkena dampak gempa. "Semakin tinggi bagunan, maka semakin tinggi dampak dari gaya yang timbul akibat gempa. Ketika gempa bumi terjadi, permukaan tanah akan bergerak dengan percepatan tertentu. Selanjutnya, gaya dorong yang berpotensi ambruknya gedung yang tinggi karena perubahan kecepatan itu," kata Dody.

Mengenai kontruksi bangunan di Manado, menurutnya, sudah sesuai standar yang berlaku. "Pada umumnya pembangunan yang ada di Manado sudah sesuai dengan standar peraturan perencanaan pembangunan yang ada. Bangunan-bangunan yang dibangun tahan terhadap gempa," ujarnya.

Dia berharap pembangunan di Manado dapat memperhatikan detail bangunan yang sesuai dengan standar perencanaan agar tahan terhadap gempa. "Yang paling penting adalah analisis perhitungan struktur bangunan harus melibatkan mereka yang berkompetensi agar bangunan yang dibangun benar dapat menahan kekuatan gempa," tutupnya.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, Maxmilian Tatahede mengimbau agar warga selalu waspada. "Saya mengimbau warga yang tinggal di daerah rawan bencana untuk selalu waspada. Yang di daerah rawan banjir kalau sudah hujan deras sebaiknya mengungsi ke tempat aman. Begitu juga yang tinggal di daerah rawan longsor. Lebih baik mencegah daripada mengobati," ujarnya.

Ia menuturkan pihaknya siap sedia untuk tim evakuasi. Bekerja sama dengan camat, lurah, pala hingga pemuda-pemuda di kelurahan juga Taruna Siaga Bencana untuk mengevakuasi warga yang terisolir. Namun demikian sebaiknya warga juga melindungi dirinya sendiri. "Kami mohon kerja sama warga untuk taat aturan demi keselamatan," katanya.

Tatahede juga menuturkan soal gempa bumi supaya warga tidak sembarang membangun rumah dan gedung. Apalagi Pemko Manado sudah mengeluarkan standar yaitu IMB dan perizinan lainnya. "Mohon jangan memaksakan diri, pembangunan rumah dan gedung ada standarnya mohon ditaati supaya jika ada bencana seperti gempa tidak ada korban jiwa karena runtuh di bangunan itu," pesannya.

Dampak gempa Sabtu turut dirasakan warga Bolaang Mongondow Selatan. Beruntung tidak ada laporan koban jiwa dan bangunan beton yang rusak atau retak karena gempa.

Kata Sekretaris BPBD Bolsel Amstrong Anes, sebenarnya aturan sudah diberikan kepada masyarakat saat mengurus IMB. "Itu harus sesuai dengan spesifik wilayah. Misalnya jika rawan gempa, bangunan tidak boleh lebih dari setingkat," katanya.

Bangunan juga kata Anes, harus jauh dari hempasan tsunami. "Bangunan juga harus terhindar dari longsor. Jangan membangun di samping sungai yang bisa meluap. Juga jangan membangun di lereng bukit yang bisa tanah longsor," katanya.

Untuk yang sudah dibangun, memindahkan bangunan itu, kata Anes mempunyai akibat yang berbeda. Karena itu mereka hanya akan mengiatkan sosialisasi. "Tokoh masyarakat juga akan dipakai untuk menunjukkan pentingnya strategi dalam pembangunan rumah. Jika lenyap ketika bencana tempo hari, itu kesalahan sendiri," ujarnya.

Kepala BPBD Minahasa, Yannes Pesik menambahkan, daerah tak ada laporan bangunan runtuh karena gempa pekan lalu. "Di Minahasa tak ada kejadian seperti itu. Tak ada laporan dari para camat," ujarnya. Untuk standar bangunan, kata dia, tak ada hubungannya dengan instansinya. "Tapi yang pasti, konstruksi bangunan harus mengacu pada standar yang ditetapkan PU," jelasnya.

Lebih lanjut dikatakannya, di kawasan rawan bencana, pihaknya telah memasang tanda awas bagi warga agar berhati-hati. Meski begitu, kewaspadaan harus datang dari masyarakat. "Itu jelas, masyarakat harus selalu waspada. Apalagi di cuaca ekstrim seperti ini dengan lokasi rawan. Percuma pemerintah memasang tanda awas, jika masyarakat tak mewaspadai diri," kata Pesik.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved