Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Gempa Dahsyat Sulut

Gempa Dahsyat, Pasien Menahan Sakit di Lobi RS Siloam Manado

Guncangan kencang akibat gempa 7,3 skala Richter, Sabtu (15/11/2014) pagi membuat seisi rumah sakit ketakutan.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Fransiska_Noel
zoom-inlihat foto Gempa Dahsyat, Pasien Menahan Sakit di Lobi RS Siloam Manado
YUDITH RONDONUWU/TRIBUN MANADO
Wawali Manado Harley Mangindaan bantu evakuasi dan tenangkan pasien di RS Siloam, pasca gempa dasyat, Sabtu (15/11/2014)

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Siloam Hospitals Manado yang biasanya tenang mendadak riuh. Guncangan kencang akibat gempa 7,3 skala Richter, Sabtu (15/11/2014) pagi membuat seisi rumah sakit ketakutan. Terlebih para pasien yang sedang menjalani perawatan.

Keluarga dan para pasien berhamburan keluar dari ruang perawatan. Beberapa pasien bahkan terlihat berlari dengan jarum infus masih tertancap di tangan.

Seorang gadis tampak dipapah seorang pria. Tangan kiri menjaga sang gadis, sementara tangan kananya berusaha menjaga cairan infusan.

Mereka mencoba berlari menuju keluar dari gedung rumah sakit lima lantai itu.

Beberapa perawat dan paramedis di rumah sakit itu berusaha menenangkan para pasien dan keluarganya.

Bahkan setelah guncangan berhenti, beberapa pasien dan keluarganya masih tampak waswas. Mereka memenuhi lobi rumah sakit.

Beberapa pasien tampak menahan sakit yang mendera tubuh dengan meringkuk di kursi yang berada di lobi.

Bersyukur ketika mereka tiba di lantai dasar, guncangan gempa berhenti.

Wakil Wali Kota Manado, Harley Mangindaan yang kebetulan ada di rumah sakit tersebut langsung membantu evakuasi dan memenangkan para pasien.

Tokoh yang akrab disapa Ai ini bahkan mencoba meraih menggendong bayi. Dia juga mencoba menenangkan pasien dengan mengajaknya berdoa dan bercerita.

"Saya harap para warga tetap tenang namun harus selalu waspada. Kami terus berkomunikasi dengan BMKG hingga dicabutnya peringatan dini tsunami ini. Sebagai orang beriman kita harus yakin bahwa kita tidak sendiri karena Tuhan selalu bersama dengan kita," katanya.

Pemandangan serupa tersaji di Rumah Sakit Sam Ratulangi Tondano Minahasa. Para pasien berhamburan keluar dari ruang perawatan.

Bahkan, dalam kondisi tubuh yang lemah akibat didera sakit, mereka lari sambil membawa infus yang tertancap di tangannya.

"Semua saat itu panik. Ada pasien lari sambil bawa infus. Ada yang hanya jalan cepat karena tak berdaya. Jangankan pasien, dokter dan perawat tak kalah paniknya. Dalam seketika, halaman rumah sakit langsung ramai. Umumnya langsung berdoa dengan suara keras," ujar Patris Tumengkol, salah seorang pegawai rumah sakit yang menjadi saksi mata kala itu.

Para pekerja renovasi gedung rumah sakit, kata Patris, tak kalah paniknya. Dari lantai dua gedung yang sementara dibangun, mereka langsung turun ke bawah.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved