Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Analogi Pemimpin dalam Transaksi Politik Pemilu

ANALOGI kedudukan pemimpin adalah bagaikan rumput yang bergoyang ketika diterpa angin, karena semakin tinggi rumput semakin merentang pula goyangannya

Editor:

Oleh: Haedar Akib, Guru Besar dan Ketua Program Doktor (S3) Ilmu Administrasi Publik PPS UNM

ANALOGI kedudukan pemimpin adalah bagaikan rumput yang bergoyang ketika diterpa angin, karena semakin tinggi rumput semakin merentang pula goyangannya. Analogi ini bermakna bahwa semakin tinggi kedudukan atau jabatan seseorang dalam organisasi dan di masyarakat, semakin luas rentang kendali, wewenang dan tanggung jawabnya, serta semakin besar dan beragam tantangan, rintangan, bahkan cobaan yang dihadapi. Namun, menganalogikan seorang pemimpin, termasuk calon presiden pilihan rakyat sebagai komoditi unggulan kurang tepat menurut sebagian orang. Tulisan ini justru bermaksud menganalogikan calon presiden pilihan kita sebagai komoditi unggulan yang ditawarkan oleh gabungan partai politik dalam proses pemilu yang demokratis.

Konsep pemasaran politik pemilu mengajarkan bahwa untuk menggambarkan prospek masa depan produk unggulan dapat dilakukan dengan menentukan segmen, target dan posisi pasarnya. Pertama, segmen pasar berdasarkan aspek geografis pemilih mencakup wilayah kelurahan atau desa kecamatan, kabupaten, propinsi, negara dan manca-negara. Kedua, segmen pasar berdasarkan aspek demografis pemilih meliputi tingkat usia, mulai remaja usia 17 tahun atau menikah sampai orang tua; dari tingkat pendapatan rendah, sedang dan tinggi; berpendidikan dasar, menengah, diploma, sarjana dan pascasarjana. Ketiga, segmen pasar berdasarkan aspek psikografis pemilih meliputi status sosial yang berbeda, seperti kelas abangan, santri dan priyayi (dalam masyarakat Jawa menurut Clifford Geertz), atau pemilih tradisional, konvensional, dan rasional atau pemilih cerdas. Selain itu, sesuai gaya hidup pemilih, misalnya (bergaya) mewah atau sederhana. Keempat, segmen pasar berdasarkan aspek perilaku pemilih mencakup antara lain kesempatan memilih (disengaja, kebetulan, dipaksa atau terpaksa); manfaat praktis yang diperoleh dari keanggotaan dalam gabungan partai (utama, tetap, pelengkap, melengkapi); status pemakaian nama keanggotaan dalam gabungan partai (permanen, sementara, substitusi, komplementer); laju kepengikutan atau kesetiaan pada produk unggulan gabungan partai (terus-menerus, periodikal); image anggota partai mengenai gabungan partai yang diikuti (simpatisan, penggemar, free rider karena berlatar daerah, suku, ras atau agama yang sama).

Setelah tahap segmentasi, dilakukan evaluasi berbagai segmen yang ada sebagai dasar untuk memilih target pasar produk unggulan yang ditawarkan. Jadi, berdasarkan target pasar yang diinginkan akan tergambar posisi pasar produk unggulan (pilihan rakyat) sesuai image masyarakat yang memberikan atribut relatif terhadap produk unggulan sejenis yang ditawarkan oleh gabungan parpol pesaingnya, seperti negarawan, politikus, dan sebagainya.

Berdasarkan analogi pemimpin dan strategi pemasaran di atas dipahami bahwa proses pemilihan presiden dan wakil presiden pada tanggal 9 Juli 2014 lalu merupakan wujud transaksi politik rakyat Indonesia untuk "membeli" (memilih) produk unggulan gabungan partai politik yang dianggap lebih feasible ditawarkan pada segmen pasar Indonesia. Rangkaian peristiwa politik yang terjadi, mulai masa pra hingga paska pemilihan umum merupakan tahapan awal proses transaksi politik yang demokratis berbasis partisipasi masyarakat.

Masa pra atau sebelum pemilu identik dengan masa pengiklanan produk unggulan gabungan partai yang terdaftar untuk berkompetisi secara sehat, karena juru kampanye atau relawan mempromosikan kompetensi inti dan kapabilitas produk unggulan yang ditawarkan kepada calon konstituen (pemilih). Jadi, tanpa mengabaikan kriteria produk unggulan yang ditawarkan dapat dipahami bahwa tujuan pengiklanan (kampanye politik) tidak lain adalah memberitahukan yang tidak tahu, mengingatkan yang lupa, dan mempengaruhi yang sudah tahu tentang produk unggulannya.

Masa pemilu analog dengan hari transaksi politik, karena melibatkan pemilih sebagai calon pembeli dan calon presiden dan wakil presiden sebagai produk unggulan yang ditawarkan oleh gabungan partai. Seperti halnya dalam etalase produk unggulan, pasar tempat melakukan transaksi jual-beli minimal menyediakan profil atau spesifikasi produk yang ditawarkan, seperti pada brosur atau gambar yang artistik.

Masa setelah pemilu identik dengan upaya penyediaan layanan purnajual oleh penyelenggara. Pada saat ini dilakukan perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum sebagai dasar dalam menentukan pangsa pasar (bagian pasar yang dikuasai) produk unggulan sesuai jumlah pemilih atau pembelinya. Penjual dapat mengetahui peta keunggulan produk unggulan yang ditawarkan pada berbagai segmen (geografis, demografis, psikografis, dan keperilakuan) berdasarkan pangsa pasar yang dikuasai, misalnya selaku pemimpin pasar, penantang pasar, pengikut pasar atau pengambil ceruk pasar tertentu. Pada kasus pemilu presiden dan wakil presiden maka pemenangnya menjadi pemimpin pasar.

Utilitas dan daya saing produk unggulan gabungan parpol sebagai pemimpin pasar yang lebih feasible pada segmen pasar Indonesia, bukan saja didasarkan atas karakteristik fisikal beserta beragam karakteristik yang dimiliki, melainkan pula memperhitungkan kehandalannya. Kehandalan produk unggulan gabungan parpol perlu diperhitungkan, mengingat segmen dan target pasar yang dituju sangat concern terhadap aspek tersebut. Jadi, sekiranya analogi bahasa pemasaran ini dipahami sebelumnya dalam memilih calon pemimpin tertinggi di negeri ini atau presiden-wakil presiden pilihan rakyat maka produk unggulan tersebut selain merepresentasikan aspirasi politik penduduk yang memilih, juga mampu melunakkan daya resistensi pesaingnya yang mungkin menjadi tantangan, rintangan, atau cobaan sebagai batu sandungan terakhir yang akan dihadapi untuk mewujudkan impiannya dan impian seluruh rakyat Indonesia. Semoga. (makassar.tribunnews.com)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved