Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Seminar

Mangunprojo : Lintas Agama Itu Peta Politik

Kenapa harus pakai kata lintas agama, bukan lintas aliran, ras, dan sebagainya?

Penulis: Fransiska_Noel | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Fransiska Noel

TRIBUNMANAADO.CO.ID, MANADO - Pernyataan mengejutkan terlontar dari mulut salah satu tokoh nasional Roh Basuki Managunprojo, saat menyampaikan testimoni pada acara sarasehan dan dialog nasional lintas agama bertajuk Kerukunan Indonesia dari Sulut untuk Nusantara, di Aryaduta Hotel Manado, Sabtu (27/10/2012).

Dalam pernyataan tegasnya, Roh mengatakan bahwa pemberian istilah lintas agama yang nuansanya kental pada acara ini sarat muatan politis, dan lebih digerakan peta politis.

"Kenapa harus pakai kata lintas agama, bukan lintas aliran, ras, dan sebagainya? Lintas agama itu jelas adalah peta politis, bermuatan politis," tegasnya.

Pernyataan Mangunprojo ini sontak mengundang tepuk tangan meriah dari puluhan tamu undangan yang terdiri dari tokoh nasional, tokoh pemuda, tokoh daerah lintas agama Sulawesi Utara yang memadati ruangan.

Mangunprojo berpendapat, pemuda zaman sekarang ini harus memiliki apa yang namanya peta masalah dan bukan peta politik.

"Belajarlah dari pengalaman kami generasi terdahulu. Jangan ikuti teladan generasi kami, generasi yang salah," ucapnya.

Dirinya juga mengkritisi beberapa hal tentang apa esensi sebenarnya tentang kerukunan itu sendiri.

"Mari kita mendarat di bumi. Kerukuran itu jangan habis hanya di pernyataan dan seremoni belaka, tapi mari kita lihat kenyataan sederhana yang ada sebelum kita bicara soal kerukuran. Misalnya, dimana bendera merah putih di ruangan ini? Tidak ada kan. Ini kenyataan, jangan bermimpi terlalu muluk dulu," kritik Managunprojo.

Menurutnya Indonesia dibangun atas komitmen bersama banyak komunitas, dan bukan hanya oleh keinginan segelintir orang. " Oleh karena itu seharusnya tujuan mendirikan bangsa ini adalah satu. Bagaimana bisa banyak kepentingan bisa membentuk satu tujuan? ," tegasnya.

Mangunprojo mencontohkan salah satu masalah paling besar yang menunjukan kepentingan yang menghancurkan tujuan bangsa termasuk menghancurkan kerukunan itu sendiri.

"Menghadirkan investor asing masuk di bangsa ini apa bedanya dengan menjual negara? Kita juga paham bahwa salah satu juga tujuan negara kita adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, tetapi hal itu sama sekali belum saya lihat terjadi di bangsa ini," cetusnya.

Mangunprojo berharap, melalui kegiatan ini, para pemuda dan tokoh-tokoh pemuda dibukakan pemahaman terlebih dahulu tentang apa arti sebenarnya kerukunan bangsa itu.

"Belajarlah dari sejarah. Pahamilah terlebih dahulu apa itu kerukunan, barulah kalian satukan ikrar bersama," tandas Managunprojo.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved