Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pertambangan

Penambangan Pulau Bangka Dikhawatirkan Berimbas Terumbu Karang Bunaken

Aktivitas penambangan bijih besi di Pulau Bangka dikhawatirkan berimbas pada kondisi terumbu karang di Bunaken.

Penulis: | Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Robertus Rimawan

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Aktivitas penambangan bijih besi di Pulau Bangka dikhawatirkan berimbas pada kondisi terumbu karang di wilayah perairan Bunaken. Hal tersebut disampaikan oleh J R Pahlano Daud Peneliti dan Staf Dosen Marine Ecotourism, Politeknik Negeri Manado, Kamis (23/8) di sela-sela acara 'Rehabilitasi dan Pembinaan Kawasan Pesisir' yang dilaksanakan oleh DKP Sulut di Hotel Gran Central Manado.

"Kami mengkhawatirkan sedimentasi pada terumbu karang, akibat penambangan bijih besi. Tanah itu mau ke mana? Hasil olahan setelah bijih besi diambil harus kemana. Pakai sistem pengaman seperti apapun pasti mengalir dan turun ke laut, apalagi bila hujan," jelasnya.

Menurutnya bila sedimen tanah hasil olahan ke laut tersuspensi ke karang sebagai tempat-tempat berbagai spesies binatang. Otomatis dari sesuatu yang punya nilai jadi tak bernilai. "Penghitungan kerugian tak ternilai. Belum lagi kerugian ilmu pengetahuan. Sedimentasi di pulau tersebut jelas mengarah ke Bunaken terutama bila ada arus besar," imbuhnya.

Secara teoritis arus selalu dari lautan Pasific mendorong ke bagian dalam kalau pasang, bila surut kembali mengarah pasifik  dan hal itu menurutnya mengarah ke Bunaken. Berdasar informasi yang ia peroleh, arus kencang ada di wilayah perairan Likupang, lihaga, Gangga dan Talise yang berdekatan dengan Pulau Bangka.

Selain itu menurutnya Pulau Bangka masuk bagian dari segitiga semenanjung mulai taman nasional laut Bunaken, kemudian Bangka, Lihaga dan Talise. Pulau-pulau tersebut merupakan kawasan strategis nasional yang tak bisa diutak-atik menjadi kawasan pertambangan. "Kalu tak salah RTRW Kabupaten Minut, Pulau Bangka hanya masuk kawasan untuk pariwisata, perikanan dan kelautan. Belum tahu kalau sekarang sudah diubah," ujarnya.

Sedangkan dari sisi eksistensi atau keberadaa masyarakat ia menilai apa yang dilakukan saat ini mulai mengarah pada penghilangan identitas masyarakat Pulau Bangka. "Dengar-dengar, tiga desa mau diungsikan. Ini mengarah penghilangan jati diri orang di sana. Diusir paksa lewat pengambilan paksa penambangan. Ini fatal dari sisi budaya," tegasnya.

Junet seorang Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unsrat Manado juga memiliki keprihatinan yang sama. Mahasiswa semester VIII yang aktif dalam upaya rehabilitasi terumbu karang menilai pertambangan yang dilakukan lebih banyak efek merugikan daripada keuntungan yang didapatkannya.

Ia menilai penambangan yang dilakukan akan berimbas pada kerusakan ekosistem laut serta kelangsungan pelestarian lingkungan hidup di Pulau Bangka. "Kegiatan penambangan ini perlu dikaji, bagaimana dampak lingkungan dan ke masyarakat. Misalnya faktor sedimentasi bagaimana dampaknya ketika limbah dibuang ke laut," kata dia.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved