Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Pertambangan

Aktivitas Tambang Batu Ancam Sawah Ranombolai

Sudah tiga bulan saluran irigasi kami tertimbun tanah sepanjang 1,5 kilometer akibat aktivitas tambang batu.

Editor:
Laporan Wartawan Tribun Manado Quin Simatauw

TRIBUNMANADO.CO.ID, RATAHAN - Ini tanda awas bagi Kabupaten Minahasa Tenggara yang menunjang program Swasembada Beras Provinsi Sulut di 2012. Pasalnya lahan pertanian terluas Mitra di Ranombolai Kecamatan Tombatu Timur yang terbentang ratusan hektar terancam akan berkurang hasil panennya sampai 30 persen pada panen di bulan agustus mendatang.

"Sudah tiga bulan saluran irigasi kami tertimbun tanah sepanjang 1,5 kilometer akibat aktivitas tambang batu, akibatnya air berkurang padahal padi kami sedang butuh banyak air masa ini," ujar Jody Kawulusan selaku anggota Ketua P3A Pinamangkulan Ranombolai kepada Tribun Manado, Selasa (8/5).

Tak tanggung-tanggung, saluran irigasi yang dibuat oleh pihak Provinsi Sulut melalui instansi terkait itu mengairi tak kurang dari 750 hektar lahan sawah yang pada 2011 silam mendapatkan penghargaan dari Presiden RI untuk kualitas dan kuantitas padi yang dihasilkan.

"Tapi untuk persawahan ranombolai ada dua saluran, memang sebagian besar yang mengalami kesulitan air karena saluran irigasi yang tertimbun tersebut," tambahnya.

Kesulitan air ini sudah berjalan selama tiga bulan, lantas mengapa ribuan petani yang tersebar di puluhan kelompok tani hamparan tersebut seakan-akan membiarkan keadaan ini berjalan berbulan-bulan.

"Kami sering komplain, tapi perusahaan cuek saja, tidak ada reaksi, " keluhnya.

Para petani berharap, pihak perusahaan lebih bertanggung jawab dengan keadaan yang menyulitkan para petani karena keberadaan mereka. Ternyata jika saluran irigasi tersebut diperbaiki, tak serta merta menyelesaikan masalah pengairan di lahan persawahan ranombolai tersebut.

"Walaupun saluran diperbaiki tak berarti masalah selesai, karena akibat penambangan batu itu tak hanya saluran irigasi rusak tapi sungai kami juga jadi dangkal, tetap saja susah air," ujarnya.

Keluhan akan aktivitas penambangan batu tersebut juga dikeluhkan oleh warga Mundung, Novel Lontoh yang menganggap kegiatan tersebut menghancurkan mata-mata air di winorangian.

"Wah hancur semua lantaran aktivitas penambangan batu, kami terkena imbasnya, padahal mata air di winor tersebut alami dari dulu," ujarnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved