Ujian Nasional
20 Persen Siswa SMP Dikhawatirkan Tidak Lulus UN
Fenomena ini memang tidak bisa dijadikan vonis bahwa banyak siswa yang tidak akan lulus.
Kondisi ini didasarkan pada hasil ujian tryout yang dilaksanakan beberapa pekan lalu. Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Minahasa melalui Kepala Seksi Kurikulum, Denny Surentu saat diwawancarai Tribun Manado, Jumat (20/4/2012) mengatakan, saat pelaksanaan tryout soal latihan UN, sebanyak 20 persen dari total 3.608 siswa SMP yang terdaftar tidak bisa mencapai standard minimal nilai untuk bisa lulus.
Dirinya menjelaskan, hasil ujian yang rendah bagi sebagian siswa tersebar pada semua mata pelajaran. Namun menurutnya, mata pelajaran matematika perlu mendapat perhatian ekstra karena kecenderungan nilai rendah berada pada mata pelajaran tersebut.
"Fenomena ini memang tidak bisa dijadikan vonis bahwa banyak siswa yang tidak akan lulus. Hasil itu hanya sebatas ujian pra UN dan hasil sebenarnya baru bisa diketahui setelah pelaksanaan UN," ujarnya.
Dirinya menjelaskan, hasil ujian pra UN tingkat SMP yang mengkhawatirkan itu telah dijadikan bahan koreksi yang diberikan pada masing-masing sekolah untuk memberikan latihan soal pada siswa. Pelaksanaan UN tingkat SMP akan dimulai 23 April mendatang.
Standard kelulusan bagi siswa SMP dihitung berdasarkan gabungan antara nilai UN dan hasil ujian raport semester satu sampai lima. Nilai UN memegang bobot 60 persen, sedangkan ujian sekolah memegang bobot kelulusan 40 persen.
Herry Pantouw, pemerhati pendidikan di Minahasa mengatakan, hasil pra UN tersebut menjadi tanda awas bagi Dikpora Minahasa untuk terus membenahi kualitas siswa. Menurutnya, saat ini peningkatan kemampuan siswa jelang UN sudah hampir terlambat, karena pelaksanaan UN tinggal beberapa hari. Dirinya berharap, semua sekolah telah mematangkan persiapan siswanya dalam menghadapi UN.
"Pelaksanaan UN tinggal beberapa hari, sehingga saat ini hanya pemantapan kesiapan siswa yang bisa dilakukan. Bagaimanapun kesiapan siswa dalam menghadapi UN, sekolah harus tetap membiarkan siswa mengerjakan soal UN sesuai kemampuan siswa. Jangan hanya mengejar target kelulusan 100 persen sehingga sekolah melakukan kecurangan dengan cara membantu siswa," ujarnya.
Michael Roeroe, siswa SMP Negeri Tondano mengaku cukup kesulitan saat mengerjakan soal pra UN. Menurutnya, mata pelajaran yang paling sulit dikerjakan adalah matematika. Menurutnya, sekitar separuh dari semua soal ujian dirasa sangat sulit.
"Setelah pelaksanaan ujian pra UN, guru-guru terus melatih kami mengerjakan soal UN. Saya berharap soal UN nanti tidak sulit agar mudah menjawabnya," ujarnya. (luc)