Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Paskah

Para Prajurit Sampai Pontius Berjalan Kaki di Kalooran

Dalam pawai yang diikuti oleh 25 kolom tersebut, masing-masing menampilkan kreatifitas yang pada intinya menggambarkan mengenai perjalanan Yesus.

Penulis: Alpen_Martinus |
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus

TRIBUNMANADO.CO.ID, AMURANG -  Pawai Salib menjadi pilihan jemaat Gereja Masehi Injili di Minahasa (GMIM) untuk mengenang masa sengsara hingga kebangkitan Tuhan Yesus.

Dalam pawai yang diikuti oleh 25 kolom tersebut, masing-masing menampilkan kreatifitas yang pada intinya menggambarkan mengenai perjalanan Yesus Kristus mulai dari saat berdoa di taman getsemani, kemudian diserahkan oleh Yudas, dan dilanjutkan dengan penangkapan, pikul salib, sampai pada penyaliban, dan penguburan juga kebangkitan, dibuktikan dengan kubur kosong, dan penampakan dirik ke pada murid-muridnya.

Seluruh anggota kolom dilibatkan dalam pawai tersebut, dengan berbagai macam peran, seperti menjadi prajurit, herodes, Maria, Tuhan Yesus, malaikan, para murid, dan Pontius.

Pawai yang mengambil rute dari jembatan patah Buyungon, kemudian melewati kompleks pasar, berputar masuk loron rumah sakit Kalooran, hingga finish di gedung gereja, sempat membuat kemacetan.

Sontak, warga yang melihat pawai tersebut, penasaran untuk menyaksikan langsung, alhasil, pingginggiran jalan yang menjadi rute dipenuhi oleh warga, itu pula yang menyebabkan jalanan macet.

Namun itu dimaklumi oleh pengendara dan pengemudi yang lewat."Namanya juga perayaan Paskah, jadi tidak apa-apa, untuk menghormati dan menghayati makna Paskah," jelas seorang pengendara.

Andries Pattyranie seorang penatua jemaat mengatakan, kegiatan ini memang sudah menjadi program kerja jemaat."Intinya untuk menghayati, makna penderitaan Tuhan Yesus yang mati dan bangkit untuk memikul hukuman dosa manusia," jelasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved