Pilkada DKI
Gaya Unik Berpakaian Enam Pasang Gubernur DKI Jakarta
Enam pasang calon, dengan lima gaya berpakaian.
Tak heran, enam pasang calon gubernur dan wakil gubernur yang akan bertarung dalam pemilihan kepala daerah memilih gaya pakaian berbeda-beda untuk memikat hati warga Jakarta saat mendaftarkan diri di Kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi DKI Jakarta. Enam pasang calon, dengan lima gaya berpakaian.
Hidayat Nur Wahid dari Partai Keadilan Sejahtera, misalnya, memakai kemeja partai bewarna putih dengan kerah kombinasi warna hitam, sedangkan pasangannya, Didik J Rachbini, memakai pakaian safari warna biru yang dikeluarkan.
”Baju dibiarkan di luar celana karena ingin menampilkan kesan santai, bebas bergerak, dan siap bekerja,” ujar Didik.
Calon gubernur Fauzi Bowo yang berduet dengan Nachrowi Ramli yang diusung Partai Demokrat dan tujuh partai lainnya datang memakai pakaian lain, bergaya Betawi. Setelan koko, peci, dan cukin motif kotak tersampir di leher. Gaya pakaiannya senada dengan pasangan Hendardji Soepandji dan Achmad Riza Patria.
”Saya datang untuk memimpin Jakarta, maka saya menghargai budaya warga asli Jakarta, yakni masyarakat Betawi,” kata Hendardji.
Lain lagi dengan pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Gerindra. Keduanya memakai kemeja lengan panjang motif kotak warna merah biru. Lengannya digulung, bajunya dikeluarkan.
Menurut Basuki, baju itu disiapkan Jokowi, panggilan akrab Joko Widodo. Pesannya, ”Kami siap-siap bekerja dan berkeringat, bukan maju jadi pejabat, tetapi bekerja buat warga Jakarta,” ucap Basuki.
Sementara itu, pasangan Alex Noerdin dan Nono Sampono yang diusung Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Damai Sejahtera memilih mengenakan baju batik.
Ketua tim sukses Alex-Nono, Ade Komarudin, punya alasan lain lagi. Menurut dia, Jakarta itu miniatur Indonesia. Sebab itu, Alex-Nono memilih batik. ”Batik lengan pendek dipilih sebagai tanda siap kerja keras,” katanya.
Pasangan Faisal Basri dan Biem Benjamin yang maju dari jalur perseorangan punya gaya lain lagi. Mereka memakai kemeja lengan panjang warna putih, celana hitam. Lengannya pun digulung.
Menurut Faisal, kemeja putih sengaja dipilih karena mereka ingin memulai sesuatu dengan bersih, niat yang tulus, dan ingin memperjuangkan pemerintahan yang bersih. ”Kami juga menyingsingkan lengan baju untuk bekerja,” tambahnya. (kompas)