Renungan
SUDAHKAH YANG TERBAIK KUBERIKAN ?
SUDAHKAH YANG TERBAIK KUBERIKAN ?
Pdt Daissy Christina Tombokan STh
Pendeta Pelayanan GMIM PETRA Mahakeret
Wilayah Manado Sentrum
Salam Dalam Kasih Yesus Kristus...
Apokalipso atau kitab Wahyu dari bahasa Yunani yang menceritakan penglihatan Rasul Yohanes, yakni pernyataan yang disampaikan Yesus Kristus untuk hamba-hamba-Nya tentang apa yang terjadi pada masa kitab ini ditulis atau sekitar tahun 95-96 Masehi. Tetapi juga masih kontekstual dengan masa kini, bahkan nanti sampai kedatangan Yesus Kristus yang kedua kali.
Kitab Wahyu menjelaskan pergumulan gereja waktu itu, khusus yang dialami 7 Jemaat yakni, Jemaat di Efesus, Smirna, Pergamus, Tiatira, Sardis, Filadelfia dan Laodikia. Menurut bukti tertua, Yohanes menulis kitab Wahyu kira-kira 26 tahun setelah kebinasaan Yerusalem, yakni pada masa akhir pemerintahan Kaisar Domitianus.
Dimasa tersebut, terjadi praktek pemujaan terhadap kaisar yang menuntut dipuja sebagai ilah dan memakai gelar Dominus ac Deus noster, yang artinya Tuhan dan Allah kita. Bagi orang-orang yang menganut paham pemujaan terhadap dewa-dewa palsu, hal tersebut bukanlah suatu tuntutan, namun juga tidak sesuai dengan iman orang-orang Kristen abad pertama.
Orang-orang kristen yang menolak tuntutan pemujaan terhadap kaisar mengalami penganiayaan termasuk Yohanes yang kemudian dibuang ke pulau Patmos, dan disanalah Yohanes mendapat penglihatan untuk menulis kitab Wahyu.
Meskipun sebagian isi kitab Wahyu terkesan menakutkan, namun di dalamnya lebih dimaksudkan sebagai berita pengharapan. Pasal 8 : 1 - 5 adalah penglihatan mengenai terbukanya meterai yang ketujuh. Dimana sunyi senyaplah sorga dan munculah 7 malaikat yang berdiri di hadapan Allah, yang masing-masing malaikat memegang Sangkakala. Pada pasal 8 ini, sangkakala dibunyikan sebagai tanda penghukuman.
Di era yang saat ini, semakin menuntut semua orang untuk berlomba-lomba memperjuangkan hidup yang semakin penuh dengan tantangan, tidak jarang manusia mulai bersikap acuh tak acuh dengan pengajaran yang baik. Tuntutan pemenuhan kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi, sering memaksa manusia berbuat apa saja. Upaya-upaya untuk meningkatkan kesejahteraan sering disalah gunakan dan sering terjadi pelanggaran aturan-aturan sehingga akhirnya bukan kesejahteraan yang diperoleh malah kesengsaraan.
Di dalam upaya mencapai kesejahteraan hidup, masih banyak orang yang tidak lagi bertanggung jawab pada Tuhan, karena kehidupan ekonomis telah diserahterimakan kepada dewi fortuna atau faktor keberuntungan. Terjadi kecenderungan membanggakan diri sendiri seperti Raja Domitianus yang memanfaatkan kekuasaan.
Banyak yang menempatkan diri menjadi orang penting, namun melupakan apa yang baik. Sehingga tercermin suatu gaya hidup yang bertolak belakang dengan Firman Tuhan. Citra diri menjadi buruk oleh karena ketidakseimbangan antara kata dan perbuatan, antara teori dan praktek. Dimana-mana nampak keegoisan, kecurangan, penyalahgunaan kepercayaan, sehingga berakibat pada tindakan yang tidak adil terhadap sesama, krisis kepercayaan yang sering berujung pada konflik, perkelahian yang memicu perpecahan.
Begitu marak pemberitaan mengenai peristiwa-peristiwa yang terjadi di luardugaan dan semakin meresahkan kita di masa kini. Berbagai tindakan kejahatan yang dipicu kesalahpahaman antara pribadi tetapi kemudian melibatkan banyak orang, bahkan yang berdalih 'membalas dendam dan membela agama yang mulia' bahkan aksi-aksi terorisme.
Gaya hidup seperti ini, tidak menghargai perbedaan yang Tuhan ciptakan di antara manusia dengan maksud Tuhan adalah upaya semua saling mengasihi, saling membangun dan saling melengkapi dalam kekurangan dan kelebihan yang ada.
Yang penting ada kerendahan hati untuk mau menerima dengan menghargai kekurangan atau kelebihan orang lain, bahwa setiap orang ada hak dan kewajibannya masing-masing dengan semua yang dilakukan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan.
Sebagai orang yang mengaku pada Yesus Kristus dan yang bersedia hidup takut akan Tuhan, tentunya tidak ada niat dalam diri bahwa kita akan menyakiti diri sendiri maupun orang lain dengan sengaja. Karena itu adalah baik bila kita menimbang segala sesuatu yang akan kita lakukan dengan hati yang bijaksana dan selalu ingat kuasa Tuhan yang oleh kasih-Nya telah dan dapat meluputkan manusia kekelaman hidup dan beroleh selamat melalui Yesus Kristus, tapi juga Tuhan berkuasa melakukan segala perkara lainnya di luar apa yang pernah kita pikirkan sebelumnya, termasuk perkara penghukuman atas kejahatan setiap orang yang tidak satupun dapat disembunyikan dari hadapan Tuhan.
Sebagai gereja Tuhan, kita diutus untuk hidup menjadi BERKAT sambil senantiasa mengucap syukur dalam segala hal, supaya di manapun kita berada ada damai sejahterah dengan sesama dan kesaksian hidup kita yang benar, akan memotivasi orang lain untuk senantiasa hidup benar, menjadi berkat dan memuliakan Tuhan.
Marilah kita senantiasa menghargai Roh Kudus Tuhan yang selalu mengingatkan kita akan apa yang harus kita perbuat yang berkenan kepada Tuhan, dan Roh Kudus itu pula yang memampukan kita menghadapi segala cobaan hidup, bahkan yang tersulit sekalipun sehingga kita boleh ada sebagaimana kita ada hingga hari ini.