Informasi Kesehatan
Kekurangan Protein Dapat Sebabkan Pengecilan Otot, Bahkan Membuat Lemah Otak Alias Lemot
Kekurangan protein atau protein deficiency dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kekurangan protein atau protein deficiency dapat menyebabkan perubahan komposisi tubuh, yang berkembang dalam jangka waktu yang lama, seperti pengecilan otot, bahkan membuat lemah otak alias lemot.
Sebagai informasi, masih banyak masyarakat Indonesia kekurangan protein.
Hal itu terutama terjadi pada anak usia sekolah, remaja, dan perempuan hamil.
Padahal, konsumsi protein menentukan kualitas sumber daya manusia.
”Protein merupakan pembentuk jaringan sel tubuh. Pada ibu hamil, protein akan menentukan pembentukan janin."
"Bahkan, kualitas janin ditentukan sejak ibu masih remaja. Calon ibu tidak boleh kurang gizi,” kata Ketua Yayasan Gema Sadar Gizi sekaligus dokter spesialis gizi Klinik Tirta Prawita Sari, seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca: Air Minum Dalam Kemasan Berbahaya? Begini Penjelasannya Menurut Hasil Penelitian
Baca: Diabetes Sering Membuat Gampang Kembung dan Kentut, Kenapa? Ini Penjelasannya
Baca: Purnawirawan TNI AL Tewas Dihabisi oleh Mantan Asisten Rumah Tangga, Begini Penjelasan Polisi
Menurut hasil Riset Dasar Kesehatan 2010, kekurangan konsumsi energi dan protein terutama diderita anak usia sekolah (6-12 tahun), usia praremaja (13-15 tahun), usia remaja (16-18 tahun), dan kelompok ibu hamil, khususnya di pedesaan.
Secara nasional, rata-rata konsumsi protein Indonesia 62,1 gram per kapita (13,3% dari total konsumsi energi).
Padahal, kontribusi protein minimal 15% dari total konsumsi energi menurut Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS).
Kualitas SDM Tirta menambahkan, jika kekurangan protein berlangsung lama, pada remaja putri dan perempuan hamil akan terjadi masalah besar.
Salah satunya, masalah berat bayi lahir rendah.
”Biasanya, anak juga akan kurang gizi dan tumbuh kembangnya tidak bagus. Ini menjadi lingkaran setan,” ujarnya.
Stunting yang ditandai dengan tinggi badan kurang, misalnya, terjadi karena kekurangan zat gizi sejak dalam kandungan, terutama protein.
Protein juga berperan dalam pertumbuhan sel otak anak dalam kandungan.
Menurut Tirta, protein terkait dengan hampir semua sistem tubuh.