Masjid Istiqlal
Masjid Istiqlal Terbesar di Asia Tenggara, Rancangannya Dari Hasil Lomba
Berasal dari bahasa Arab Masjid Istiqlal artinya merdeka.Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berasal dari bahasa Arab Masjid Istiqlal artinya merdeka.
Inilah sejarah dan makna Masjid Istiqlal, masjid terbesar di Asia Tenggara.
Mampu menampung sekitar 61 ribu jamaah yang tersebar di ruang sholat utama seluas satu hektar serta balkon empat tingkat dan sayap di sebelah timur, utara, dan selatan.
Dilansir dari Intisari artikel 'Masjid Unik (3): Istiqlal, Kesederhanaan yang Penuh Simbol', latar belakang dibangunnya masjid Istiqlal adalah ingin menciptakan sebuah masjid agung di negara berpenduduk mayoritas Islam terbesar di dunia.
Terlebih tradisi membangun tempat ibadah dalam skala raksasa sudah dirintis sejak zaman dulu melalui bangunan Candi Borobudur dan Prambanan.
Namun, saat masjid Istiqlal akan dibangun terjadi polemik mengenai lokasi strategis masjid.
Baca: Hitung Nutrisi Makanan Dengan Alat Ini, Sebagai Solusi Berat Badan
Baca: Oknum Guru Perempuan Ini Paksa Muridnya Melakukan Hubungan Badan, Untuk Nilai Tinggi
Baca: Helikopter TNI Yang Membawa 12 Orang Hilang Kontak, Begini Kondisi Terakhirnya
Baca: Vanessa Angel Hari Ini Bebas, Mantan Pacarnya Andhika Mengaku Senang, Ini Yang Akan Dia Lakukan
Moh Hatta alias Bung Hatta sempat mengusulkan tempat yang sekarang menjadi Hotel Indonesia, alasannya karena saat itu masih berupa tanah kosong. Selain itu, lokasi tersebut dekat dengan lingkungan masyarakat muslim
Berbeda dengan Bung Hatta, Bung Tomo justru mengusulkan pembangunan masjid Istiqlal di Taman Wilhelmina yang di dalamnya terdapat runtuhan benteng Belanda serta dikelilingi bangunan-bangunan pemerintahan dan pusat perdagangan.
Alasan lain karena dekat dengan Istana Merdeka.
Posisi ini dianggap mirip dengan simbol kekuasaan kraton di daerah Indonesia bahwa masjid selalu berdekatan dengan kraton atau dekat dengan alun-alun.
Dalam hal ini, Taman Medan Merdeka dianggap sebagai alun-alun Ibukota Jakarta.
Bung Karno juga menghendaki masjid negara berdampingan dengan Gereja Katedral Jakarta sebagai lambang toleransi agama.
Namun, setelah dilakukan musyawarah akhirnya lokasi Masjid Istiqlal disepakati berada di Taman Wilhelmina.
Sementara untuk rancangan bangun masjid dilakukan dengan mengadakan lomba sejak 22 Februari 1955 sampai 30 Mei 1955.
Dari 27 peserta yang mengikuti lomba, 22 peserta memenuhi persyaratan lomba.