Nasional
Hitung Nutrisi Makanan Dengan Alat Ini, Sebagai Solusi Berat Badan
Kelompok Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) mengklaim menemukan dua alat baru yang digadang- gadang bakal berkontribusi dalam kemajuan bidang kes
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kelompok Mahasiswa Universitas Sriwijaya (Unsri) mengklaim menemukan dua alat baru yang digadang- gadang bakal berkontribusi dalam kemajuan bidang kesehatan.
Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Sriwijaya Creativity Centre (SCC) menemukan dua alat berdasarkan pemikiran mereka.
Dua alat itu adalah Rekognisi Objek Makanan dengan Jaringan Saraf Tiruan (Reomajas) dan Implementasi jaringan saraf tiruan terhadap hasil pemeriksaan untuk meningkatkan Akurasi Diagnosis Alzheimer (Alzheimer AI).
Kedua alat tersebut tercipta murni dari kreatifitas mahasiswa dan mendapat pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi melalui Program Kreativitas Mahasiswa.
Penemuan itu akan dipresentasikan pada Monitoring dan Evaluasi pada 1 – 3 Juli 2019 mendatang.
Mereka berharap untuk dapat maju ke PIMNAS 2019 di Universitas Udayana Bali, mewakili Universitas Sriwijaya dan Sumatera Selatan.
Baca: Helikopter TNI Yang Membawa 12 Orang Hilang Kontak, Begini Kondisi Terakhirnya
Baca: Waktu Adalah Uang Bagi Libra Hari Sabtu Ini, Simak Ramalan Zodiak Lainnya
Baca: Vanessa Angel Hari Ini Bebas, Mantan Pacarnya Andhika Mengaku Senang, Ini Yang Akan Dia Lakukan
Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Sabtu 29 Juni 2019, Sagitarius Lakukan Perjalanan Bisnis Capricorn Sibuk
Pendamping SCC, dr. Timotius Wira Yudha menambahkan menyampaikan penemuan para mahasiswa Unsri seperti ini tidak hanya krusial bagi kesehatan individu dan masyarakat, namun juga menunjukkan bahwa kualitas penelitian di Sumatera Selatan.
"Saya yakin penemuan ini sangat krusial, Semoga adik-adik ini dapat mewakilkan Unsri, dan Sumsel, pada perhelatan Pekan Ilmiah Nasional 2019 di Bali nanti," katanya
Berikut Bocoran dua Penemuan Mahasiswa Unsri itu :
1. Rekognisi Objek Makanan dengan Jaringan Saraf Tiruan (Reomajas)
Latar belakang penemuan alat ini diawali pengalaman pribadi para anggota tim, yang memiliki masalah berat badan.
Ada yang susah untuk menurunkan dan ada pula yang sulit menaikkan berat badan.
Hal itu disebabkan karena tidak mengetahui nilai gizi makanan yang dikonsumsi.
Di skala nasional, terlihat tingginya tingkat masalah nutrisi di Indonesia.
Ada 2 dari 5 penduduk Indonesia mengalami ketidakseimbangan gizi – baik kelebihan (obesitas) 24,5% maupun kekurangan (malnutrisi) 13,5% gizi buruk.