Pemilu 2019
Kisah Pasien RSJ Ratumbuysang Memilih, Ada yang Komat-kamit Hafalkan Nama Pilihannya
Pasien tersebut mengaku sering mendengar percakapan di stasiun bahan bakar umum (SPBU) atau Pom Bensin dekat RSJ Ratumbuysang.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Menyosialisasikan pemilu ke pasien di rumah sakit jiwa itu gampang-gampang susah.
Direktur Utama RSJ Ratumbuysang Manado Vonny Dumingan mengisahkan, sejumlah pasien gampang disosialisasi.
"Ada yang baru akan disosialisasi sudah katakan, saya punya pilihan," kata Vonny.
Baca: Pasien Sakit Jiwa Mencoblos di Manado, dari Mendadak Berbahasa Inggris hingga Berpakaian Sejak Malam
Pasien tersebut, lanjut dia, mengaku sering mendengar percakapan di stasiun bahan bakar umum (SPBU) atau Pom Bensin dekat RSJ Ratumbuysang.
Pasien itu sudah agak sembuh hingga diizinkan keluar. "Ternyata dia nyimak," kata dia.
Tapi ada pula yang sulit. Ada yang sudah diajar tapi sering lupa. "Ada yang sudah diajar tapi gampang lupa," ujar Vonny.
Antusias Memilih
Sejumlah pasien di RSJ Ratumbuysang Manado antusias memilih di TPS 22 Kelurahan Kleak Lingkungan 1 yang berada di lingkunan rumah sakit itu, Rabu (17/4/2019)
Amatan Tribunmanado.co.id, meski pemilihan agak lama karena para pasien harus ditangani dengan hati-hati, tapi tidak ada kesulitan berarti dalam pemilihan.
Para pasien dituntun oleh perawat.
Seorang pasien, menurut penuturan perawat, sejak malam sudah mandi dan berpakaian.
Padahal ia jarang mau mandi. Ia terus bertanya tentang pemilihan.
Pasien lainnya mengungkapkan kegembirannya dengan berbahasa Inggris usai bisa mencoblos.
Namun banyak kelucuan terjadi. Ada pasien yang enggan sudah di TPS, tiba tiba "kambuh". Ia berulangkali berteriak, "kita golput!"
"Kita tu punya hotel di Manado," kata dia kepada perawat.
Alhasil si pasien untuk sementara belum diizinkan memilih.
Seorang pasien tampak komat-kamit menghafal calon pilihannya. ARTHUR ROMPIS