Budaya
Tak Bergeser Meski Diangkat Puluhan Warga? Kisah Keramatnya Arca Lembu di Taman Bali
Masyarakat mempercayai arca itu diapakai sebagai toilet pada masa kerajaan dahulu.
TRIBUNMANADO.CO.ID -- Kerajaan Taman Bali runtuh tahun 1829 silam. Hingga kini sejumlah peninggalan kerajaan yang berlokasi di sisi selatan Bangli itu masih tetap utuh.
Satu di antaranya adalah sebuah arca yang berbentuk lembu.
Masyarakat mempercayai arca itu diapakai sebagai toilet pada masa kerajaan dahulu.
Baca: Nasib 23 Proyek EBT Masih Menggantung
Situs arca lembu ini berlokasi Desa Pakraman Taman Bali, Bangli tepatnya di tengah bangunan SMKN 3 Bangli dan Puskesmas Bangli I.
Ukuran arca juga tidak terlalu besar. Panjangnya hanya satu meter dan tinggi sekitar 50 sentimeter.
Pada arca berbahan batu paras ini terdapat tiga lubang, yakni pada kepala, badan, serta kaki belakang bagian bawah.
Tokoh masyarakat Desa Taman Bali, Dewa Made Manacika mengungkapkan, situs arca lembu ini merupakan sisa peninggalan Kerajaan Taman Balipada tahun 1829 silam yang hancur akibat perang saudara.
Dulunya, areal kerajaan meliputi Lapangan Kilobar, SMKN 3 Bangli, hingga Puskesmas Bangli 1.

“Tiga lubang tersebut memang sudah ada sejak awal ditemukan. Arca lembu ini konon dulunya merupakan tempat buang air besar bagi sang raja. Kami tidak tahu secara pasti bagaimana cara penggunaannya. Kemungkinan lubang di depan (bagian kepala) merupakan jalur air, dan lubang di belakang merupakan pembuangannya. Yang jelas, tiga lubang tersebut merupakan satu saluran,” ungkapnya, Minggu (14/4).
Warga menunjukkan arca lembu yang merupakan situs peninggalan Kerajaan Taman Bali, Minggu (14/4/2019).
Bagi masyarakat, arca lembu ini sangat dikeramatkan.
Sekitar tahun 1980an, warga Desa Pakraman Taman Bali sempat berupaya memperbaiki posisi arca serta meninggikan dengan cara mengangkat arca lembu ini sebagai bentuk penghormatan.
Namun harapan tersebut pupus, lantaran arca lembu ini tidak bisa diangkat, meskipun terdapat puluhan krama yang terlibat kala itu dengan media sanan tali.
“Kalau posisinya tetap di bawah, seperti tidak ada rasa menghormati peninggalan raja. Tapi saat kami lakukan upaya pengangkatan tidak bisa. Jadi posisinya sekarang masih tetap, sedikit miring ke kiri,” katanya.
Baca: Tak hanya Perempuan, Para Pria Juga Berburu Diskon Beli 1 Gratis 2 di Matahari Megamal
Sebagaimana tempat yang dikeramatkan, masyarakat sekitar kerap menghaturkan sesaji di arca lembu ini, terutama saat rahinan tumpek landep.
Mantan Perbekel Taman Bali tahun 1970 hingga 1982 ini mengatakan, arca lembu tersebut juga dipercaya mampu menyembuhkan hewan ternak yang sakit.