Kisah Guru Berprestasi di Manado Derita Tumor Otak, Sakit Kepala Berat tapi Tetap Susun Soal USBN
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Ungkapan ini tak berlebihan bila menyimak kiprah Fonny Jacob, Kepsek SD 6 Manado
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Ungkapan ini tak berlebihan bila menyimak kiprah Fonny Jacob, Kepsek SD 6 Manado, Sulawesi Utara.
Sudah divonis menderita tumor batang otak dan disarankan dokter untuk "istirahat berpikir". Namun, Fonny tetap "berpikir" untuk menyusun soal USBN SD.
Akibatnya, ia mengalami sakit kepala luar biasa.
"Dokter sarankan saya untuk tidak terlalu banyak berpikir yang berat, tapi mana saya tega membiarkan murid - murid saya," kata dia kepada tribunmanado.co.id di ruang guru SD Negeri 6 Manado.
Fonny adalah guru berprestasi tingkat internasional hingga masuk tim penyusun soal.
Dia juga kerap menjadi pembimbing para kepsek yang hendak melanjutkan pendidikan serta para murid peserta olimpiade matematika.
"Saya adalah instruktur khusus yang lolos seleksi nasional mengalahkan ratusan guru teladan se indonesia," beber dia.
Ironisnya, pendidikannya hanya sampai S1.
Tumor otak menghentikannya untuk terus menuntut ilmu.
"Dokter katakan saya sudah tak bisa lagi kuliah, banyak belajar terutama menghitung akan memperparah penyakit kanker otak saya," kata dia.
Kesediaan Jacob untuk menanggung derita demi siswanya berlatar pada masa kecilnya yang miskin.
"Ayah saya meninggal saat kami masih dalam kandungan, ibu hanya jual kue, kami lima bersaudara sering membantunya," kata dia.
Dalam keadaan miskin, sang ibu tetap berusaha agar anak anaknya tetap sekolah.
Sang ibu termasuk segelintir orang tua yang paham pendidikan bisa mengubah hidup.
"Tiap malam ibu tanya cita cita kami masing masing, dia katakan kami harus mencapainya," kata dia.