Yang Tersisa dari Wisuda UKIT, Prof Jasrudin Nyanyikan “Titip Rindu Buat Ayah”
Ia mengatakan, ada tiga momen yang membuat orangtua menangis bahagia. Momen itu adalah saat anak lahir, saat wisuda, dan mendapatkan jodoh.
Penulis: | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado David Manewus
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Rabu (6/3/2019), Universitas Kristen Indonesia Tomohon (UKIT) menggelar rapat senat terbuka wisuda mahasiswa dan mahasiswi.
Wisuda dihadiri Prof Dr Jasrudin MSi, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi.
Tak sekadar hadir, ia juga menyanyi lagu lawas milik Ebiet G Ade "Titip Rindu Buat Ayah".
Ada makna di balik lagu yang ia bawakan. Hal itu ia ungkapkan kepada para wisudawan-wisudawati.
"Ini momen bahagia Anda. Tapi orangtua Anda menangis," katanya usai menyanyi.
Ia mengatakan, ada tiga momen yang membuat orangtua menangis bahagia. Momen itu adalah saat anak lahir, saat wisuda, dan mendapatkan jodoh.
Sebelumnya, dalam sambutan ia mengatakan, hampir semua jajaran Dikti hadir. Mereka berharap UKIT lebih besar lagi dan mereka mengakui UKIT.
"Saatnya bersatu padu. Ini agar tercipta lulusan berkualitas tinggi dan berdaya saing tinggi," katanya.
"Jangan hanya ingin mencetak wisudawan atau wisudawati, (tapi) ciptakan alumni yang siap pakai bukan hanya di Indonesia," katanya.
Baca: Tahun Depan UKIT Buka Jurusan Kedokteran
Baca: UKIT Mewisuda 245 Mahasiswa, Ini Kesan-kesan Para Mahasiswa, Ada yang Kuliah 10 Tahun
Ia mengatakan perguruan tinggi luar negeri sementara "menyerang" Indonesia. Walau hanya rangking 200 dunia, hal itu menjadi persoalan.
"Kita mendorong adanya lulusan kualitas dunia. Harus mengubah paradigma bukan hanya wisuda tapi lulusan bisa mendapatkan pekerjaan yang baik, penghasilan, harus bisa menciptakan lapangan kerja, dan kerja di luar negeri," katanya.
Kementerian Riset dan Teknologi, katanya, menekankan kurikulum reorientasi. Kurikulum harus berubah agar lulusan mudah mendapat pekerjaan. Banyak sarjana galau karena menganggur.
"Cukup mengelisahkan, karena kalau orang tidak sekolah menganggur biasa. Alumni harus berkiprah secara nasional maupun internasional. Ada Filipina yang dekat sekali, lalu Thailand, Taiwan, Jepang dan Inggris. Jangan hanya Bahasa Indonesia dan bahasa Sulut, anak-anak bisa ke Jakarta untuk jadi bintang sinetron, bintang layar lebar, artis penyanyi," ujarnya.
Ia menyebut, proses akademik tidak benar akan menyulitkan lulusan. Mau jadi polisi bahkan naik jabatan sulit.