Berita Sitaro
Gunung Karangetang Makin Tenang, Status Masih Level III Siaga
Meski sudah tenang, rekomendasi masih belum berubah. Warga masih tetap dilarang mendekati dan beraktivitas di radius bahaya 2,5 kilometer.
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU - Aktivitas Gunung Karangetang di Pulau Siau, Kabupaten Kepulauan Sitaro, sudah cenderung turun dalam beberapa hari terakhir ini.
Yudia Tatipang, Kepala Pos Pemantau Gunung Api Karangetang, menjelaskan aktivitas Karangetang siang hingga malam hari, Rabu (7/3/2019)
Siang hari, puncak dua kawah tidak terlihat, namun secara kegempaan terekam guguran dua kali dengan amplitudo 3-5 mm, berdurasi 30-38 detik.
Sementara pada malam hari aktivitas kegempaan lebih berkurang.
Guguran terjadi tiga kali dengan amplitudo 3-83 mm, bedurasi 17-41 detik.
"Tingkat aktivitas gunung Karangetang masih pada level III," jelas Yudia.
Meski sudah tenang, rekomendasi masih belum berubah. Warga masih tetap dilarang mendekati, melakukan pendakian atau beraktivitas di dalam zona bahaya yaitu radius 2.5 km dari puncak kawah dua (Kawah Utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari kawah dua ke arah Barat-Barat Laut sejauh 3 km dan ke arah Baratl Laut-Utara sejauh 4 km.
BERITA POPULER:
Baca: Protes Jalan Rusak, Warga Manado Berpose di Kubangan Jalan Lengkong Wuaya
Baca: Basarnas Hentikan Pencarian Korban Longsor Tambang Bakan, Berikut Daftar Korban Berhasil Dievakuasi
Baca: Sekelompok Pemuda Aniaya Anggota Polda Sulut dengan Sajam, Bermula dari Keributan di Tempat Makan
Warga yang berada di area Barat Laut-Utara dari kawah dua, di antaranya Kampung Niambangeng, Beba dan Batubulan agar dievakuasi ke tempat yang aman yaitu di luar zona bahaya.
Masyarakat tetap dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
Masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak gunung Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai. (*)