Cerita Kakak Korban PETI Bakan: Bingung Jawab Ponakan yang Tanyakan Ayahnya
Longsor area pertambangan emas tanpa izin (PETI) Goa Super Busa, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow menyisahkan
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK - Longsor area pertambangan emas tanpa izin (PETI) Goa Super Busa, Desa Bakan, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolaang Mongondow menyisahkan banyak cerita dan kisah haru sekaligus harapan.
Memasuki hari ke-8 pasca kejadian Selasa (26/2/2019), Tini Mamonto (46), keluarga penambang, menunggu kabar sang adik Rudin Minang yang diduga ikut tertimbun material tamban.
Tini datang bersama keluarga besarnya. Tiap hari, mereka harus duduk di halaman Rumah Sakit Pombudayaan, Kotamobagu, sehingga pukul 02.00.
Wajah Tini tidak seperti biasanya. Di hari ke-8 ini, dia lebih banyak diam dan sering keluarkan air mata saat termenung.
Ditemui tribunmanado.id, kedua matanya mulai berkaca-kaca saat ditanya tentang kabar sang adik. "Saya sudah 8 hari bolak balik rumah sakit dan rumah. Kadang sudah tidak bisa tidur sampai di rumah," ujar Tini, Rabu (6/3/2019).
Kata dia, adiknya bernama Rudin Minang (36) itu, mempunyai dua orang anak, masing-masing duduk di bangku sekolah dasar. Anak pertama perempuan kelas 6 (11), kedua kelas 1 bernama Muslim Minang (7). "Mereka sekarang tinggal dengan saya, karena istri Rudin sudah 5 tahun meninggal dunia," ujar dia.
Saat ini, kedua anaknya belum tahu, kalau ayahnya mendapat musibah seperti ini. Setahu mereka, sang ayah pergi bekerja mencari uang.
Sampai hari ini, mereka berdua selalu bertanya keberadaan ayahnya. Sebab hampir satu minggu tidak pernah kelihatan di rumah. Biasanya kalau pergi kerja dua hari kemudian kembali ke rumah.
Anak perempuannya, selalu bertanya. Karena dia sudah besar. Namun hingga kini, masih terus merahasikannya. Sebab sampai sekarang keluarga, belum tahu keadaannya. Apakah hidup atau sudah meninggal dunia.
Ia menceritakan, sebelum kejadian, Rudin sudah empat kali pergi ke lokasi tambang Bakan. Keempat ini, baru ada musibah.
Lanjut dia, pada Selasa sore, sebelum kejadian itu, dia pamit untuk pergi bekerja. Tidak ada firasat atau perasaan dalam hati. "Saya pun seperti biasa, hanya menjawab hati-hati dalam bekerja," kata dia. Ia berharap, tujuh jenazah yang didapat hari ini, salah satunya adalah adiknya.
Tak kalah sedih cerita Keluarga Helti Mango (35) warga Tanoyan, dusun II Kecamatan Lolayan. Sebelumnya, kakak masuk rumah sakit, kini dapat kabar, kalau adiknya bernama Heldi Mango (31) menjadi korban longsor di tambang Bakan.
Helti bersama suaminya Haikel Datundugon (36), sedang duduk bersama keluarga lainnya, menunggu hasil dari tim identifikasi di RS Pombudayaan. "Setahu saya. Dia tidak naik. Karena siang hari ada di rumah, sebelum saya pergi ke rumah sakit," ujar Helti.
Menurut dia, tak menyangka kalau adiknya satu di antara korban longsor di Bakan. Nanti percaya saat temannya yang selamat datang ke rumah dan memberi tahu bahwa Heldi ada di lubang. "Saya pun langsung menelepon suami, untuk segera mengecek ke lokasi di Bakan," ujar dia lagi.
Haikel, suami Helti mengatakan, Heldi iparnya naik Selasa sore bersama temanya. "Hingga saat ini, orang dari Desa Tanoyan, tiga belum tahu kabar termasuk adik iparnya," ujar Haikel.
Lanjut dia, kepala kongsinya Ilham Gonibala, sudah ditemukan kemarin malam, mudah-mudahan 7 jenazah yang dapat hari ini satu di antaranya keluarganya.
Sementara itu, 7 kantong jenazah dalam kondisi utuh berhasil ditemukan tim SAR gabungan di lokasi longsor tambang. Hingga kemarin, sudah ada 18 kantong yang berhasil ditemukan tim gabungan sejak dilakukan pencarian intensif.
Kantong pertama ditemukan pukul 08.18, kedua 10.15, ketiga 10.18, keempat 14.18, kelima 14.22, keenam 14.22 dan tujuh 14.40.
Berhasil diidentifikasi 6 jenazah. Empat kantong jenazah sudah dikebumikan di pekuburan massal di Desa Mopait, satu orang masih ditahan tim DVI untuk penyelidikan lebih lanjut.
"Kami akan terus melakukan pencarian terhadap korban longsor di tambang Super Busa di Desa Bakan," ujar Arianto, Humas Basarnas Manado.
Lanjut dia, ketujuh kantong sudah diturunkan dari lokasi ke rumah sakit, untuk dilakukan proses identifikasi lebih lanjut.
Di Posko BPBD Bolmong dan Posko Logistik, puluhan warga dan anggota keluarga masih tetap menunggu hasil evakuasi dari tim.
Basarnas juga memberikan kesempatan bagi perwakilan keluarga korban untuk melihat langsung kondisi tambang yang masih terus dilakukan evakuasi terhadap para korban.
Pihak keluarga harus naik menggunakan kendaraan dari pihak PT JRBM sebab jalan menuju lokasi sangat terjal dan harus menggunakan kendaraan 4x4. (ven/kel)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/tambang-bakan-rsud-kotamobagu-dvi.jpg)