PNS Pemprov Alfons Tilaar Tewas Dianiaya, Ini Ungkapan Keluarga Korban Satu Jam Sebelum Kejadian
Alfons Tilaar Warga Desa Mariri Satu, Kecamatan Poigar, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) jadi korban penganiayaan hingga meninggal
Penulis: Maickel Karundeng | Editor: David_Kusuma
PNS Pemprov Alfons Tilaar Tewas Dianiaya, Ini Ungkapan Keluarga Korban Satu Jam Sebelum Kejadian
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Alfons Tilaar Warga Desa Mariri Satu, Kecamatan Poigar, Kabupaten Bolaang Mongondow (Bolmong) jadi korban penganiayaan hingga meninggal oleh beberapa orang.
Mantan Pegawai BKPP di Kabupaten Bolaang Mongondow yang sudah pindah tugas ke Provinsi diduga kuat, dianiaya oleh sekelompok orang hingga wajah korban membengkak dan dipenuhi darah sehingga hampir tidak bisa dikenali lagi.
Informasi yang dihimpun Tribun Manado, peristiwa ini terjadi Minggu (3/2/2019) sekitar pukul 22.00 wita malam hari tepatnya di Desa Lolan Kecamatan Bolaang Timur.
Berdasarkan keterangan mantan Kepala Desa Mariri Satu Nelson Tilaar, Kamis (06/03/2019), sekaligus merupakan keluarga korban dan Stevri Ngantung.
Baca: Alfons Tilaar PNS Pemprov Sulut Tewas Dianiaya, Sekprov Ungkapkan Duka Cita Mendalam
Baca: Alfons Tilaar Dianiaya hingga Tewas, Bermula dari Ketegangan di Acara Ulang Tahun
Baca: Alfons Tilaar, Baru 2 Bulan Pindah ke BKP Sulut, Sebelumnya Kasubag Kepegawaian BKPP Bolmong
Satu jam sebelum kejadian korban almarhum Alfons sempat bertemu dengan Stevri Ngantung dan Nelwan Tilaar.
"Sebelum peristiwa itu terjadi memang kami sempat bertemu, tak lama kemudian korban menggunakan sepeda motor dan meluncur menuju Desa Lolan, beberapa jam kemudian kami mendapatkan kabar dari warga bahwa Alfons kecelakaan, namun pihak keluarga tak percaya begitu saja sehingga saat itu kami langsung menuju lokasi dan korban langsung dibawa ke rumah sakit Prof Kandou, Malalayang," jelasnya
Sesampainya di sana, korban langsung dirawat di Rumah Sakit Malalayang, namun sayangnya nyawa korban tak tertolong dan akhirnya menghembuskan nafas terakhir pada esok harinya.
Melihat adanya keganjalan serta banyaknya luka memar di seluruh wajah korban keluarga korban meminta kepada pihak berwajib untuk melakukan atopsi.

Sementara itu, Kapolres Kotamobagu AKBP Gani F Siahaan saat dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa tersebut.
"Mendengar adanya kejadian ini kami langsung bergerak cepat mengejar pelaku penganiayaan, hingga kini sudah ada 7 orang yang berhasil kami tangkap termasuk otak pelaku penganiayaan atas nama Mujair, saya berharap keluarga dapat menahan diri dan serahkan semuanya kepada pihak yang berwajib," ungkapnya.
Melihat masalah tersebut perlu mendapatkan perhatian secara serius Kapolres Kotamobagu AKBP Gani F Siahaan langsung turun ke lokasi Desa Mariri Satu.
Kunjungan Kapolres untuk mencari solusi penyelesaian masalah yang terjadi antara Desa Mariri Satu dan Desa Lolan Dua.
Tindakan serius dari Kapolres ini pun sontak diapresiasi warga.
Baca: 9 Tersangka Pembunuhan PNS BKP Sulut Alfons Tilaar Ditangkap Polres Kotamobagu
Sekretaris Desa Mariri Satu Eduard Pantow saat dimintai keterangan mengungkapkan, dengan adanya kunjungan Kapolres di Desa Mariri Satu, melahirkan kesepakatan antara Desa Lolan dan Desa Mariri Satu untuk menyerakah masalah tersebut kepihak yang berwenang.