Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Kisah Peltu Tatang Sniper Terbaik Indonesia, Sendirian Tewaskan 100 Tentara Musuh

Badannya masih tegap kendati usianya sudah 67 tahun. Demikian pula bahasa tubuhnya: sangat militer.

Editor:
tribunnews
Tatang Koeswara 2 

TRIBUNMANADO.CO.ID-Badannya masih tegap kendati usianya sudah 67 tahun. Demikian pula bahasa tubuhnya: sangat militer.

Dialah sosok legendaris sniper kelas dunia, Peltu (Purn) TNI Tatang Koswara, veteran perang Timor Timur ketika pertama kali bertemu penulis di bulan Januari awal tahun 2014.

Dalam misi tempur sebagai seorang sniper di medan tempur Timor Timur, salah satu tugas Pak Tatang adalah memburu pimpinan tertinggi Fretilin saat itu (1975), Nicalau Lobato.

Tatang Koswara
Tatang Koswara (kompas.com)
 

Sebagai sasaran paling potensial yang bernilai tinggi, Pak Tatang melaksanakan perburun total terhadap orang nomor satu Fretilinini secara maksimal.

Kadang operasi perburuan Lobato sampai menggunakan helikopter

Tak hanya Pak Tatang yang ditugaskan secara khusus untuk memburu Lobato, tim dari Pasukan Khusus TNI yang saat itu dipimpin Kapten Prabowo Subianto juga turut diterjunkan dalam operasi tempur bersandi Operasi Nanggala 28 .

Butuh perjuangan keras untuk memburu Lobato karena tokoh nomor satu Fretilin itu dijaga secara berlapis. Dalam pertempuran sengit untuk mengejar Lobato, Pak Tatang bahkan tertembak di betis kaki kirinya.

Tapi setelah membebat luka tembak dengan bendera merah putih seukuran sapu tangan yang selalu dibawanya, Pak Tatang tetap melanjutkan pertempuran.

‘’Seorang sniper sejati sebenarnya yang bertempur hingga gugur di medan perang. Tapi saya bersyukur bisa selamat dari medan perang dan bisa pulang serta bercerita mengenai pengalaman tempur saya,’’ papar Pak Tatang.

Kisah Perang Pak Tatang

tatang koswara
tatang koswara (dok keluarga)

Ketika konflik bersenjata di Timor-Timur makin merugikan pasukan TNI, Tatang yang saat itu sudah selesai mengikuti pendidikan sniper dan kursus antiteror yang diselenggarakan oleh personel pasukan Baret Hijau militer AS (Green Beret) di Pusat Pendidikan Kopassus Batu Jajar, Bandung dengan hasil memuaskan benar-benar telah tercetak sebagai prajurit sniper yang siap tempur.

Namun, sebagai personel organik di satuannya, Tatang juga masih aktif bertugas di lingkungan Pussenif dan menjabat sebagai Bintara Komandan Peleton Komunikasi (Baton Tonkom) berpangkat Sersan Satu (Sertu).

Tugas utama Tatang di Pussenif adalah menguji persenjataan tempur ringan TNI AD setelah diperbaiki atau dikembangkan seperti senapan AK-47 dan G-3.

Kadang Tatang menguji banyak senapan serbu dengan cara menembakkan ke sasaran sehingga melalui kesempatan uji senjata itu akurasi tembakan jitunya selalu terpelihara.

Tatkala tiba di Timor Timur pada tahun 1977, Tatang yang membawa lengkap perlengkapan tempur sniper seperti pakaian kamlufase, senapan andalan Winchester M-70 yang sudah dilengkapi peredam, teleskop untuk keperluan tempur siang dan malam,

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved