Perjuangan Erna Membasmi Jentik dan Nyamuk DBD
Ernawati Sianturi staf di Dinas Kesehatan kotamobagu tak henti-hentinya turun ke lokasi tempat tinggal pasien gejala DBD.
Penulis: Handhika Dawangi | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID- Laporan adanya pasien dengan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kotamobagu terus bertambah. Sudah dua bulan tahun 2019 berjalan. Jumlahnya sudah mencapai 51 kasus. Januari 38 kasus dan Februari 13 kasus.
Dinas Kesehatan Kota Kotamobagu terus memantau dan melakukan tindakan pencegahan maupun penanggulangan gejala DBD.
Ernawati Sianturi staf di Dinas Kesehatan tak henti-hentinya turun ke lokasi tempat tinggal pasien gejala DBD. Sebagai Koordinator Fogging, Erna sapaannya selalu berhadapan masyarakat. Erna selalu mencari lokasi jentik nyamuk penyebab DBD.
Baca: Kasus DBD Kotamobagu Meningkat
Sebagian masyarakat mendukung pekerjaannya membasmi jentik dan nyamuk DBD. Dia selalu datang dan memeriksa seluruh isi rumah hanya untuk mencari jentik nyamuk.
"Ketika kita temukan ada jentik, wadah yang ada genangan air langsung kita buang, kita buat agar jentik tak dapat berkembang menjadi nyamuk," ujar Erna kepada Tribun Manado, Selasa (12/02/2019).
Jika sudah menjadi nyamuk, Erna punya cara untuk membasminya. Yakni melaksanakan Fogging. Ada persyaratannya, tak sembarangan menyemprot bahan beracun fogging.
Baca: Satu Pasien Indikasi DBD di Kotamobagu Meninggal Dunia
Baca: Banyak Pasien Gejala DBD dari Luar Daerah Berobat di Kotamobagu
Dari tempat tinggal pasien, Erna dan timnya memeriksa sejauh 100 radius atau 10 rumah baik dari kanan, kiri, depan, belakang kediaman pasien. Harus menemukan jentik sebanyak lima persen untuk bisa dilakukan fogging.
"Jika hanya dua persen. Fogging tak dapat dilakukan. Tidak memenuhi syarat Fogging. Namun jentik tetap dibasmi," ujar Erna.
Usaha Erna tak selalu mulus. Ada juga warga yang tak memberi akses sepenuhnya kepadanya untuk melaksanakan pemeriksaan lokasi jentik nyamuk.
Baca: DBD Masih Mengancam di Kotamobagu, Awal Februari Sudah Ada 12 Kasus
"Kendalanya kadang ada masyarakat yang tidak mau mempersilakan kami masuk untuk memeriksa lokasi jentik. Katanya cuma dari luar saja ya. Padahal efektifnya kami harus masuk dalam rumah," ujar Erna.
Kadang juga kata Erna ada sejumlah warga yang memaksakan Fogging padahal tidak ada DBD.
"Mereka meminta kami agar melaksanakan fogging padahal tak ada DBD. Kami tetap memberikan penjelasan kepada masyarakat. Bahwa kami melaksanakan tugas harus sesuai SOP," ujar Erna. (dik)
Berita Populer: Marcelino Mongi, Korban Kecelakaan di Kairagi Pernah Menulis Surat untuk Tuhan, Isinya Bikin Haru