Tembus ke Wilayah Terisolasi Batubulan, Bupati Sitaro: Kita Bersyukur, Ada Maksud Tuhan
Kepada warga Batubulan, Bupati Evangelian mengaku hanya bisa berdoa dan meyakini bahwa Tuhan berkehendak lain
Penulis: Alpen_Martinus | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Alpen Martinus
TRIBUNMANADO.CO.ID, SIAU - Bupati Sitaro Evangelian Sasingen bersama rombongan akhirnya dapat mengunjungi pengungsi di Kampung Batubulan, daerah yang sempat terisolasi akibat erupsi Gunung Karangetang, Minggu (10/2/2019).
Rombongan berangkat menggunakan kapal kayu yang berukuran cukup besar.
Selain Bupati, ada Kapolsek Siau Barat Kompol Johanis Sasebohe, Danramil 02 Siau Pither Masinna, Kaban BPBD Sitaro Bob Wauten, dan lainnya.
Ombak cukup besar menghantam perahu, namun tetap berjalan normal.
Tiba di pelabuhan Batubulan, kapal tidak bisa bersandar lantaran ombak besar. Apalagi beberapa perahu sedang terikat di pelabuhan, sehingga penumpang harus ditransfer menggunakan kapal kecil lagi.

Penumpang pun harus melompat dari satu perahu ke perahu lainnya untuk mencapai pelabuhan.
Dari pelabuhan, rombongan harus meniti jalan menanjak untuk sampai ke desa.
Baca: Ada 4 Pengungsi Karangetang Sedang Hamil, Satu Orang Akan Melahirkan
Baca: Layani Korban Karangetang, Dokter Yoraine Belum Sempat Pulang Rumah
Beristirahat sejenak, Bupati dan rombongan kemudian masuk beribadah di GMIST Sikhem Batubulan.
Dari situ rombongan menuju ke GMIST Efata Batubulan. Pada dua kunjungan gereja tersebut ia menyampaikan beberapa pesan.
"Saya bisa hadir di tanah Batubulan, kami hadir bersama Bapak Ibu dalam ibadah Minggu. Sejauh ini saya pantau terus kejadian guguran lava ini, memang kejadian kali ini paling dahsyat," ujarnya.
Ia mengatakan, kejadian kali ini mengundang perhatian nasional.
"Semoga bermanfaat, ini berubah menjadi berkat, sehingga kita harus tetap bersyukur dengan keadaan yang ada. Terutama tidak ada korban jiwa, padahal kalau dilihat ini kejadiannya sangat besar," jelas dia.
Lantaran guguran lava ini, jembatan yang baru dibuat sudah menjadi gundukan apalagi jalan.
"Secara manusia saya meneteskan air mata, sebab tanggal 16 Desember saya dan Wabup datang kemari dan melewati jalan dan jembatan baru tersebut, tapi saat itu sudah ada leleran lava," jelas dia.
Baca: Bencana Alam Karangetang, Petugas Keamanan Kesulitan Awasi Ternak Warga
Baca: Cerita Pangungsi Karangetang, Tak Mau Pulang, Isi Waktu Luang dengan Memasak dan Menonton