Kebakaran di Kolongan Tomohon, 7 Keluarga Jadi Korban, Warga Mengeluh Armada Damkar Lambat
Mikiko, warga setempat mengatakan, api sudah 30 menit membakar tapi pemadam kebakaran tak kunjung datang.
Penulis: | Editor: maximus conterius
Laporan Wartawan Tribun Manado Ferdinand Ranti
TRIBUNMANADO.CO.ID, TOMOHON - Enam rumah di Kolongan, Tomohon Tengah, Kota Tomohon, dilaporkan ludes terbakar, Sabtu (2/2/2019) sekitar pukul 00.40 Wita.
Banyaknya jumlah rumah yang terbakar, oleh warga yang datang ke lokasi disebut karena armada pemadam kebakaran yang lambat tiba di lokasi.
Mikiko, warga setempat mengatakan, api sudah 30 menit membakar tapi pemadam kebakaran tak kunjung datang.
"Api menyala sudah 30 menit tapi pemadam lama datang," katanya kepada Tribunmanado.co.id.
Baca: BREAKING NEWS: Kebakaran di Kolongan Tomohon, Enam Rumah Ludes Terbakar
Karena sudah darurat dan pemadam kebakaran belum tiba, warga sekitar kemudian berupaya memadamkan kobaran api dengan kemampuan seadanya.
"Seharusnya pemadam harus standby, apa tidak ada air atau tidak ada persiapan air, kami tidak tahu. Seharusnya harus standby dan jangan lamban seperti ini," kata ibu muda itu.
Hingga saat ini, pemadaman dilakukan di lokasi kejadian.
Berikut keluarga yang menjadi korban, Linu-Karundeng, Imbang-Linu, Mokodongan-Pondaag, Pijoh-Worung, Mongkareng-Wola, Lius-Pongoh, dan Pongoh-Bogia.
BERITA POPULER:
Baca: Sebelum Tewas Terbawa Arus di Selokan Singkil, Richart Disuruh Ibunya Beli Pampers
Baca: Viral Video Detik-detik Evakuasi Sejumlah Bocah saat Banjir di Manado, Berlangsung Menegangkan!
Baca: Banjir di Manado, Wali Kota Vicky Lumentut Naikkan Lansia ke Mobil Patwal
Untuk sementara kebakaran diduga berasal dari rumah kontrakan milik Adi.
BPBD dan pemadam kebakaran serta TNI/Polri langsung menuju ke lokasi kejadian.
Water canon Polres Tomohon ikut ambil bagian berusaha memadamkan kobaran api.
Kasubag Humas Polres Minahasa Ipda Johny Kreysen mengatakan, hingga saat ini belum ada korban, pihaknya masih melakukan pemadaman api tersebut.
"Kita masih memadamkan api bersama pemerintah terkait dan masyarakat," kata Kreysen. (*)