Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Fenomena Prostitusi, Datang dari Desa ke Kota Tanpa Miliki Keterampilan

Secara geografis, Kota Manado punya daya tarik sebagai kota. Sehingga banyak orang dari desa, datang ke ibu kota Provinsi Sulawesi Utara ini

Penulis: Finneke Wolajan | Editor: David_Kusuma
Tribun Manao Kolase/BAS/TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW
Ilustrasi Prostitusi Online dan Polda Sulut tangkap pelaku prostitusi berbasis online pada Kamis (22/2/2018). 

Fenomena Prostitusi, Datang dari Desa ke Kota Tanpa Miliki Keterampilan

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Secara geografis, Kota Manado punya daya tarik sebagai kota. Sehingga banyak orang dari desa, datang ke ibu kota Provinsi Sulawesi Utara ini.

Kondisi ini pula yang menyebabkan lahirnya fenomena pekerja seks komersial yang melariskan bisnis prostitusi. Demikian Prof Dr Ferdinand Kerebungu MSi, Guru Besar Sosiologi FIS Universitas Negeri Manado.

Menurutnya, anak-anak sekarang tak terbiasa bekerja kasar seperti di sawah atau di kebun. Mereka cenderung lebih suka mencari pekerjaan di kota, dengan bayangan mudah mendapat pekerjaan.

"Mereka tak menyadari bahwa pekerjaan di kota menuntut keterampilan. Pekerjaan apa saja itu. Jadi SPG saja harus ada pengalaman kerja," ujar Ketua Prodi S2 Pendidikan IPS PPs Unima.

Baca: Kisah Pilu Gadis Manado Dijual Pacar di Prostitusi Online, Dipaksa Layani Pelanggan hingga Tarifnya

Baca: Gadis 13 Tahun Asal Manado Dijual Pacarnya di Prostitusi Online, Sekali Layani Tamu Rp 1 Juta

Namun sayang, mereka yang datang dari desa tak punya pengalaman kerja. Jangankan itu, bahkan ada yang tak lulus SMA dan nekat datang di kota.

"Mau lanjut sekolah, tak punya biaya. Sebenarnya ada beasiswa untuk kuliah, tapi masalahnya mereka tak punya nilai bagus. Tak ada prestasi akademik, maupun di luar akademik," ujarnya.

Dengan kondisi itu, mereka akhirnya datang di kota dengan harapan dapat pekerjaan. Tapi rupanya kenyataan tak sesuai harapan mereka. Mau jadi pedagang kaki lima, harus punya modal, demikian Prof Kerebungu.

Kemudian datanglah tawaran bagaimana mendapatkan uang dengan mudah. Kemudian dikenalkanlah mereka dengan dunia malam yang menggiurkan.

"Mereka yang awalnya coba-coba, malu-malu akhirnya terbiasa. Karena tanpa kerja susah-susah, penghasilannya banyak. Paling pokok bagi mereka mendapat uang dengan mudah," ujarnya.

Baca: UPDATE Rangkuman Kronologi Kasus Prostitusi Vanessa Angel, dari Penggerebekan sampai Jadi Tersangka!

"Sebenarnya fenomena seperti ini bukan hanya terjadi pada gelandangan, atau anak miskin dan tak terdidik, tapi juga di kalangan mahasiswa," ucapnya.

Pemerintah seharusnya cekatan melihat kondisi ini. Dinas terkait seperti Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak, Dinas Sosial, Dinas Tenaga Kerja, UMKM dan dinas lainnya bisa berkolaborasi memberantas masalah ini.

"Yang penting, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak punya data riil berapa PSK di Kota Manado. Kalau tahu jumlahnya, bisa jalankan program. Kan ada dana, hanya butuh komitmen pemerintah," jelasnya. (fin)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved