Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Melky Berterima Kasih kepada Umat Muslim yang Jaga Ibadah Natal

sejumlah umat muslim bersama aparat kepolisian berjaga diluar gedung gereja hingga peribadatan usai.

ist
Melky, istri dan pendeta berswafoto dengan umat muslim yang berjaga di perayaan Ibadah Natal 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tradisi menjaga rumah ibadah disaat Idul Fitri dan Hari Natal terus dilakukan umat beragama di Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) tepatnya di Kelurahan Apela 1 Kecamatan Ranowulu.

Pada (25/12/2018) kemarin, saat umat Kristen di Jemaat GMIM Damsyik wilayah Bitung V beribadah, sejumlah umat muslim bersama aparat kepolisian berjaga diluar gedung gereja hingga peribadatan usai.

Situasi ini mengundang simpati dari Melky Pangemanan tokoh pemuda Kota Bitung yang juga ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) DPW Sulut, saat bergereja di GMIM Damsyik (25/12/2018).

Baca: Wabup Minsel Melayat di RS Kalooran Amurang

"Terima kasih buat Pak Fachruddin Punuh dan saudara-saudara umat Islam bersama aparat kepolisian yang turut menjaga jalannya peribadatan Natal Yesus Kristus di Jemaat GMIM Damsyik Apela Satu Ranowulu, Kota Bitung," kat‎a Melky Pangemanan.

Melky, istri dan pendeta berswafoto dengan umat muslim yang berjaga di perayaan Ibadah Natal
Melky, istri dan pendeta berswafoto dengan umat muslim yang berjaga di perayaan Ibadah Natal (ist)

Menurutnya momentum 'Hari Besar' ungakan Tou Minahasa yang berarti Natal Yesus Kristus sang Juruselamat, menjadi lebih bermakna dengan toleransi antar umat beragama yang terus terpelihara di Kelurahan Apela 1 Kota Bitung pada khususnya dan Provinsi Sulut pada umumnya.

Baca: Usai Jaga Ibadah Natal, Dua Wanita Muslim Foto Bersama Pendeta di Dalam Gereja

Hal yang sama kata mantan Pentua Pemuda jemaat GMIM Damsyik, juga dilakukan pemuda GMIM dan umat Kristen lainnya yang berbaur bersama umat muslim berjaga disaat salat ied dan malam takbiran.

"Inilah Indonesia, penuh dengan perbedaan namun tetap bersatu dan bergandengan tangan satu dengan yang lainnya," tambahnya.

‎Momentum 'Hari Besar'‎ nampak keceriaan dan sukacita mewarnai kehidupan umat Kristiani dalam memaknai kelahiran Kristus Yesus yang datang kedunia untuk menebus dosa manusia.

Baca: Kebakaran di Lelema Hanguskan Rumah Permanen Dua Lantai, Ada Pasutri yang Ikut Terpanggang

Dimomen itu menjadi sarana bertemu sanak saudara dari perantauan dan berjabat tangan mengucapkan Natal menjadi tradisi untuk memperkuat kebersamaan dan solidaritas.

Pemandangan indah nan berbahagia terlihat disepanjang jalan dan tempat ibadah umat Kristiani (Gereja) yang ada di Bumi Nyiur Melambai, Sulawesi Utara.

Pemandangan yang sudah biasa, terjadi disetiap perayaan hari-hari besar keagamaan yang telah menjadi tradisi mulia di Sulawesi Utara.

"Dihari Natal yang penuh sukacita gereja-gereja dijaga para pemuda Islam, Banser dan umat Islam disekitar gereja yang melaksanakan ibadah Natal. Begitu sebaliknya saat Idul Fitri giliran pemuda gereja yang membantu keamanan saat berlangsungnya ibadah," kata dia.

Baca: 64 Warga Manado di Rehabilitasi BNN Manado - Ungkap Penyalahgunaan dan Peredaran Narkoba di Manado

Hal ini bukan sesuatu yang baru dan bukan sekedar "balas pantun" menunjukan toleransi semata tetapi telah menjadi tradisi mulia yang telah terawat sejak dahulu kala. Solidaritas dan komitmen kebangsaan di Bumi Nyiur Melambai menjadi aset yang berharga dalam mempertahankan eksistensi NKRI dan Pancasila.

Sulawesi Utara menjadi rumah keragaman dan solidaritas. Bukan tanpa alasan ditanah Toar Lumimuut ini setiap masyarakatnya menyadari bahwa siapapun dia, apapun agamanya, apapun ras dan sukunya, ketika berperilaku santun dan toleran pasti menjadi keluarga dalam kemanusiaan.

Baca: BMKG Sam Ratulangi, Prakiraan Hujan Lokal di Kota Manado

Bumi Nyiur Melambai tidak menyediakan tempat bagi kelompok intoleran dan radikal.

Siapapun yang merusak Kebhinekaan dan kebersamaan pasti dilawan dengan cara bermartabat.

Mari kita menjadi pembawa cinta kasih, damai dan terang bagi dunia.

"Inilah kasih itu: Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus Anak-Nya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita"‎ tandasnya. (crz)

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved