Dicurigai Ada Mantan Anggota Polisi dan TNI yang Latih Aksi KKB di Nduga Papua
Mantan Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, menjelaskan siapa sosok yang ada di balik Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Mantan Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw, menjelaskan siapa sosok yang ada di balik Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua.
Irjen Pol Paulus sempat menjabat selama 14 tahun menjadi Kapolda Papua sebelum akhirnya ditarik di Mabes Polri.
Dikutip dari Tribunnews, Paulus memberikan komentarnya terkait aksi KKB di Papua yang melakukan pembantaian pekerja PT Ista Karya beberapa waktu lalu.
Dalam keterangannya, ia menjelaskan bahwa saat dirinya menjabat sebagai Kapolda, ia sudah pernah melakukan upaya untuk membubarkan kelompok tersebut.
Baca: Inilah Ramalan Cinta Zodiak Rabu 19 Desember 2018: Cancer Menemukan Cinta
Baca: Ramalan Lengkap 12 Zodiak pada 2019: Asmara, Karir, Kesehatan Hingga Kondisi Keuangan
Baca: 5 Fakta Habib Bahar bin Smith, Terjerat 5 Kasus sejak 2010, Penyerangan hingga Dugaan Penganiayaan
Bahkan dirinya mencurigai keterlibatan mantan aparat untuk melatih anggota-anggota KKB ini.
Paulus melanjutkan, aparat yang melatih KKB ini adalah mantan anggota Polisi dan TNI.
"Mereka dilatih. Saya curiga ada mantan aparat yang melatih mereka. Dulu itu, saya sudah pecat beberapa."
"Kemungkinan mantan aparat ini ada yang dari Polisi ada yang dari TNI melatih mereka."
"Sekarang kan, mereka sudah pakai Tele. Kelompok bersenjata ini sudah semakin modern." jelas Paulus.
Selain itu, saat ditanyai tentang pimpinan KKB Papua yakni Egianus Kogoya, ia menjelaskan baru mengetahui nama tersebut dalam kelompok KKB.

"Tidak ya. Saya baru tahu nama itu. Dia mungkin orang baru ya. Nama pimpinan yang terkenal sekali itu, Goliath. Kalau Egianus itu, saya tidak mengerti," ungkapnya.
Ia lantas menjelaskan bahwa anggota dari KKB di Nduga merupakan anak-anak muda yang mendapatkan kenyamanan dengan melakukan sederet aksi anarkis.
"Setahu saya sebenarnya, anggota KKB ini berisi anak-anak muda. Saya bilangnya mereka ini "Free Man". Manusia yang bebas."
"Mereka ini yang sudah nyaman dengan posisinya. Mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara memaksa, mengancam bahkan menghilangkan nyawa.
"Lebih mudah, karena mereka punya senjata kan?," jelas Paulus.
Kemudian Paulus mengungkapkan bahwa senjata yang diperoleh oleh kelompok KKB merupakan hasil rampasan dari milik aparat yang bertugas di Papua.
Mereka merampas senjata aparat yang sedang lengah atau sedang sendirian.
Setelah melakukan pemantauan kondisi sekitar, anggota KKB selanjutnya melakukan perampasan.
"Tidak jarang aparat ini, baik TNI ataupun Polisi jalan sendirian atau kelompok yang tidak besar untuk menyisir ke hutan-hutan."
"Pergerakan mereka ini terpantau oleh mereka. Nah, di saat lengah, senjata dirampas."
"Kalau kelompok aparat ini cukup besar, mereka berondong peluru. Semakin banyak peluru yang bisa dirampas ini, mereka semakin tinggi begitu. Tinggi hati gitu." ungkapnya.

Terkait latar belakang kasus-kasus yang ada di Nduga, Paulus mengungkapkan bahwa sebelumnya memang sudah ada masalah serupa.
"Dulu, kalau di Nduga ini memang ada 11 masalah yang harus diselesaikan. Terutama masalah HAM."
"Pak Luhut, dulu sempat minta saya dan pihak TNI untuk segera menyelesaikan masalah-masalah ini."
Ia lantas melanjutkan bahwa sudah pernah menyelesaikan masalah yang muncul di Papua, namun untuk masalah yang terakhir, Paulus menjelaskan bahwa dirinya belum mengetahuinya.
"Beberapa sudah selesai. Kalau untuk yang penembakan terakhir ini, saya tidak tahu persis apa latar belakangnya."
"Apa terkait atau tidak dengan sebelumnya? Saya tidak tahu." terangnya.
Terakhir, Paulus mengungkapkan saran dan solusinya agar tidak ada lagi permasalahan serupa yang terjadi.
"Saya kurang melihat ada gerakan dari kepala daerah atau pemerintah daerah setempat untuk mengajak diskusi kelompok-kelompok ini."
"Seharusnya, pemerintah setempat mengajak kelompok ini untuk diskusi. Ajak bicara."
Upaya tersebut juga harus terus dilakukan apabila belum mendapatkan kesimpulan dan penyelesaian akhir.
"Sekali, masih ada pertanyaan, ajak lagi untuk kedua kalinya.Masih ada yang tidak paham, ajak lagi yang ketiga."
"Itu yang saya lakukan dulu. Ini yang saya tidak lihat dari pemerintah daerah setempat." pungkasnya.
Wiranto Tak Beri Kompromi
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menjelaskan bahwa tidak ada negosiasi terkait KKB yang ada di Nduga.
Ia menjelaskan bahwa kelompok KKB merupakan kelompok yang menentang NKRI sehingga tidak akan diberikan kompromi.
"Kita tidak pernah kompromi sebenarnya dengan kelompok itu karena kita enggak equal tidak ada satu kesetaraan antara negara yang sah NKRI dengan kelompok-kelompok seperti itu"
"Apakah kelompok kriminal apakah kelompok-kelompok yang menentang keberadaan NKRI," ujar Wiranto, di Kemenkopolhukam, Jakarta Pusat, Senin (17/12/2018).
Ia lantas mengugkapkan KKB yang diketuai oleh Egianus Kogoya adalah orang-orang yang sedang khilaf dan tersesat.
Wiranto lantas menegaskan tidak akan memberikan negosiasi apapun pada kelompok pemberontak itu.
"Kita akan menerima kalau mereka sadar, tapi bukan dalam bentuk negosiasi tak ada negosiasi antara pemerintah dengan kelompok seperti itu," ucap Wiranto dikutip dari Tribunnews.com.
Terkait sederet aksi yang dilakukan oleh kelompok KKB di Nduga, Wiranto juga memberikan penjelasannya.

Menurutnya, kelompok kriminal tersebut hanya ingin mermbuat propaganda.
"Tadi Pak Kapolri (Tito Karnavian-Red) bilang propaganda-propaganda terus dan kita nggak mau dengarkan kita punya intelijen sendiri." terang Wiranto.
Wiranto menambahkan, pihaknya telah mengetahui latar belakang kelompok kriminal tersebut, dan tinggal menunggu proses penyelesaian saja.
Kita tahu apa yang mereka lakukan, tau kekuatan mereka berapa, di mana mereka ada. tinggal kita selesaikan aja. Jadi jangan dengarkan orang sudah ngacau kok," ujar Wiranto.
Siapa Kelompok Kriminal itu?
Dikutip dari Kompas.com, Kodam XVII/Cenderawasih menegaskan bahwa KKSB di Kabupaten Ndugabertanggungjawab atas pembantaian pekerja pembangunan jembatan di Kali Yigi-Kali Aurak, Distrik Yigi Kabupaten Nduga, Papua.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Dax Sianturi.
Menurut keterangannya, kelompok tersebut dipimpin oleh Egianus Kogeya.
"Selama ini kami sudah memetakan kekuatan KKSB. Kelompok yang selama ini beroperasi di Kabupaten Nduga adalah kelompok KKSB pimpinan Egianus Kogeya," ujar Letkol Sianturi, Selasa (4/12/2018).
Egianus Kogeya selama ini mempunyai catatan rapor merah oleh aparat Kepolisian dan TNI lantaran melakukan serangkaian aksi penembakan.
Ia juga menjelaskan jika setidaknya kelompok tersebut memiliki 20 hingga 25 senjata api berstandar militer yang diduga hasil rampasan dari anggota TNI dan Polri secara paksa.
Letkol Inf Dax Sianturi mengungkapkan, kelompok KSB tersebut juga memang diketahui sering beroperasi di sekitar Kabupaten Nduga, Papua.
Kelompok ini sendiri mempunyai kekuatan sekitar 40 anggota.
Mereka kerap bersembunyi di hutan-hutan terpencil sehingga tidak terkontrol patroli polisi.
"Mereka mempunyai basis di hutan-hutan pedalaman di Kabupaten Nduga. Hutan-hutan ini sangat terpencil. Mereka menggunakan rintangan alam, sehingga partoli-patroli kami sangat sulit mencapai basis-basis mereka ini," ungkap Letkol Sianturi dilansir dari Tribunnews.com.
Kesulitan lainnya juga diungkapkan oleh Letkol Sianturi bahwa kelompok KKSB kerap bergabung dengan masyarakat.
"Mereka juga sering bergabung dengan masyarakat sehingga kita tak bisa memastikan mana yang betul-betul KKB, mana yang hanya simpatisan dari KKB," jelasnya.