Cerita Keluarga Pengidap HIV, Ingin Natalan di Kampung, Tak Diizinkan karena Kondisi Anaknya Lemah
Cerita Keluarga Pengidap HIV, Ingin Natalan di Kampung, Dokter Tak Diizinkan karena Kondisi Anaknya Lemah
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
Cerita Keluarga Pengidap HIV, Ingin Natalan di Kampung, Dokter Tak Diizinkan karena Kondisi Anaknya Lemah
TRIBUN MANADO.CO.ID, MANADO - Natal di kampung halaman bersama keluarga tercinta tentu merupakan idaman semua orang.
Termasuk bagi keluarga pengidap HIV dari Sangihe yakni A, E dan anak mereka MB yang masih berusia delapan bulan.
MB yang masih menjalani perawatan di ruang isolasi Irine E RS Kandou, dijaga oleh ayah dan ibunya.
Sebelumnya hanya E yang menjaga MB. Sang ayah sempat tak mau menengok anaknya karena kecewa dengan publikasi anaknya.
Namun A akhirnya luluh setelah terus -menerus dibujuk istrinya.
Dekat Natal, muncul keinginan A dan E untuk natalan di kampung.
Natal di kampung bagi mereka syahdu dan mereka punya sejuta kenangan indah dengan Natal di dusun yang kecil.
Sayangnya kondisi MB tidak memungkinkan. Ia masih lemah.
Dokter pun enggan mengizinkan.
"Sebenarnya kami mau natalan di kampung tapi dokter tak izinkan kami pulang, kami diminta tunggu hasil tes darahnya," kata dia.
Baca: Simak! Momen-momen Terpenting dalam 37 Tahun Manusia Memerangi HIV/AIDS
Baca: Brigita Landeng Prihatin Anak Balita Terkena Virus HIV/AIDS
Di matanya, MB sudah mendingan. Beratnya lima kilogram, atau naik sedikit dari saat pertama dibawa ke rumah sakit.
Ia mengaku ingin Natalan di kampung karena ingin merasakan
kedamaian setelah lama bergumul dengan kondisi MB.
"Saya ingin kumpul bersama keluarga dan merayakan natal," kata dia.
Dirinya merasa bersyukur kepada Tuhan karena masih diberikan kesempatan melewati satu natal lagi. Ia bersaksi telah mengalami banyak keajaiban natal.
"Suami saya yang awalnya tak mau datang, pada akhirnya mau datang setelah kami bujuk," kata dia.
Berkah lainnya adalah banyaknya pihak yang membantu MB selama masa perawatan.
Bantuan yang datang begitu tulus membuat hatinya tersentuh.
"Banyak yang membantu kami, salah satunya ibu Jull Takaliuang, " kata dia.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sulut Jull Takaliuang membeber, kondisi MB secara umum masih baik.
Hanya saja ia malas makan hingga musti diinfus.
"Mungkin ada sariawan di mulutnya, " kata dia. (art)