Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Juragan Lele Berpenghasilan Rp 100 Juta per Hari, Begini Caranya Beri Makan

Kisah Juragan Lele Berpenghasilan Rp 100 Juta per Hari, Begini Caranya Beri Makan

Editor: Aldi Ponge
KOMPAS/WINDORO ADI
Sarman (40), salah satu juragan lele di Desa Krimun, Lohsari, Indramayu, Jawa Barat, sedang mengawasi para pekerjanya merawat dan memanen lele di sejumlah kolam miliknya. Saat ini ia memiliki 200 kolam lele, dan 100 kolam lele lainnya yang digadaikan para peternak lele kepadanya. Dari ratusan kolam tersebut, setiap hari ia memanen lele seberat tujuh ton. 

TRIBUNMANADO.CO.ID — Nyaris hampir sejauh mata memandang, yang tampak pada Jumat (7/12/2018) siang itu hanya hamparan ribuan kolam lele. Masing-masing kolam berukuran  300–500 meter persegi.

Hamparan kolam atau tambak lele itu berada di Desa Krimun dan Desa Puntang, Kecamatan Lohsarang, Indramayu, Jawa Barat.

Paling ujung kelihatan garis pantai tipis-tipis, sedangkan di pinggiran tambak terlihat beberapa petak sawah.

Lebih dari separuh lahan di dua desa tersebut didominasi usaha tambak lele. Bahkan Desa Krimun, sekitar 80 persen dari luas lahan 615 hektar, dimanfaatkan untuk budidaya lele.

Desa yang bersuhu 28-30 derajat celcius ini terdiri dari empat dusun dengan 4 rukun warga dan 14 rukun tetangga, berbatasan dengan Desa Cemara Kulon di utara, Desa Manggungan Kecamatan Terisi di selatan, Desa Puntang di timur, dan Desa Losarang di barat.

Baca: 2 Balita Selamat dalam Kecelakaan Maut: Satu Bayi Masih Berusia 7 Tahun, Namun Sang Ibu Meninggal

Baca: Kisah Simon dan Joni Selamat dari Pembantaian di Papua: Ikut Ibadah Natal hingga Diselamatkan Warga

Para pekerja sedang memindahkan <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/lele' title='lele'>lele</a> dari kolam ke truk, di kawasan tambak <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/lele' title='lele'>lele</a> di Desa Krimun, Kecamatan Lohsarang, Indramayu, Jawa Barat, Jumat (7/12/2018). Sebelum dinaikkan ke truk, <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/lele' title='lele'>lele</a> ditimbang. Setiap hari, para <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/juragan' title='juragan'>juragan</a> <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/lele' title='lele'>lele</a> di Desa Krimun dan desa tetangga, Desa Puntang, memanen puluhan ton <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/lele' title='lele'>lele</a>.

Kegagalan Udang Windu

Kedua desa ini awalnya beternak udang windu pada akhir 80-an. Tetapi di awal 90-an, bencana terjadi. Budi daya udang windu hancur karena air laut di pesisir pantai Losarang tercemar limbah.

Ribuan benur mati. Para petambak rugi hingga ratusan juta rupiah.

Salah seorang petambak udang, Carmin Iswahyudi, tak luput dari bencana tersebut. Di tengah kegalauan, ia mengamati beberapa peternak lele yang “bermain di pinggiran” tambak tambak udang windu selamat dari bencana. Terpikir olehnya, mengapa tidak beralih beternak lele saja?

Carmin yang akrab disapa Maming lalu menebar ribuan bibit lele asal penangkaran di Cirebon, dan Parung Bogor. Bibit ia tebar ke 20 kolam masing masing seluas 500 meter persegi.

Dua setengah bulan kemudian ia sudah memetik hasilnya. Permintaan lele dari sekitar 3 ton per hari, naik menjadi 7 ton per hari. Setelah Maming membentuk kelompok peternak lele tahun 2003, jumlah tambak lele kelompoknya mencapai 25 hektar.

“Nama lain selain Pak Maming, ada Haji Mardiah, Pak Drajat, dan Haji Ronny. Sekarang muncul generasi baru seperti Pak Mahfud, dan Pak Apri, dan saya,” kata Sarman (40), juragan lele generasi baru saat ditemui di tengah tambak miliknya, Jumat (7/12/2018) siang.

Di salah satu kolam lele, tampak dua pekerja sedang menyortir ratusan ekor lele. Sebagian dipindahkan ke kolam lain.

Sekitar 100 meter dari tempat ia duduk tampak satu truk berukuran sedang memuat beberapa kuintal lele untuk dibawa ke Jakarta.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved