Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Sekeluarga Pengidap HIV Asal Sangihe: Sang Ibu Tetap Semangat Rawat Bayi

E, ibu dari bayi berumur 8 bulan berinisial MB yang terinfeksi virus Human Immunodeficieny Virus (HIV).

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Tribunmanado
MB, bayi berusia 8 bulan asal Kabupaten Sangihe yang terinfeksi virus HIV menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Irine E RSUP Kandou. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - E, ibu dari bayi berumur 8 bulan berinisial MB yang terinfeksi virus Human Immunodeficieny Virus (HIV), berlinang air mata. IA dan bayinya menjalani perawatan intensif di ruang isolasi Irine E, RSUP Prof Kandou Manado.

E mengaku tertular penyakit mematikan itu dari sang suami. "Ia bekerja di kapal," kata dia. Ia tahu telah terjangkit setelah memeriksakan diri di Manado beberapa bulan lalu.

Kala itu, ia merasa hidupnya sudah hancur. "Namun saya jadi kuat karena anak ini, dialah penyemangat hidup saya, meski dia sudah tertular virus mematikan. Di sisa hidup ini saya coba memberi kasih, menjadi orangtua yang baik," kata dia.

Semenjak kena HIV, hidupnya langsung berubah. Mereka yang dulunya sahabat jadi menjauhi. "Kami seperti dikucilkan," kata dia.

Ia menuturkan, saat ibadah, orang takut datang ke rumahnya. Yang datang, tak mau menyentuh kue yang disajikan.

"Sedihnya, padahal penyakit ini tidak menular," kata dia.
Saat MB sakit, muncul masalah dengan suaminya. Hal tersebut membuatnya sedih. "Tapi saya tahu Tuhan pasti menolong hambanya," kata dia. Ia mengaku tak putus berdoa untuk anaknya.

Dia berharap Tuhan bisa menyelamatkan anaknya. Terkuak keinginannya untuk suatu hari membaptis anaknya.
Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sulut, Jull Takaliuang membeber, keluarga tersebut memang dikucilkan warga setelah diketahui mengidap HIV.

"Ini sangat disayangkan karena virus itu hanya menular lewat hubungan seks, jarum suntik dan tranfusi darah, perlu pengetahuan warga soal itu, penderitanya justru butuh dorongan hidup, " kata dia.

MB, bayi malang ini dirawat sejak Sabtu pekan lalu setelah berat badannya turun drastis, dari 7 kilogram menjadi 5 kg. MB diketahui terjangkit virus mematikan itu dari ayah dan ibunya.

Rabu (4/12) siang, MB tampak tertidur pulas. Badannya kurus kering, membuat pakaian yang dikenakannya tampak longgar.

Lengan kanannya dililiti kain yang membungkus infus di pergelangan tangannya. Sebut ibunya, MB baru saja tertidur setelah beroleh obat dan vitamin dalam infus.
"Kondisinya sudah lebih baik sekarang, " kata dia.

Menurut sang ibu, ia memutuskan membawa anaknya ke Manado karena cemas akan kondisinya.
Ia dibantu Jull Takaliuang. "Kami naik kapal dan tiba di Manado pada hari Sabtu, langsung ke RS Kandou," kata dia.

Sang ibu membeber, ia hanya mengandalkan kiriman uang dari sang suami yang bekerja kapal untuk membiayai pengobatan MB.

Jull mengatakan, Mei lalu MB pernah dirawat di RS Tahuna karena infeksi paru-paru. Lantas MB dirujuk ke RS Kandou. Kala itu keluarga terpaksa berutang biaya di rumah sakit.

"Mereka belum punya BPJS, biayanya 6 juta, keluarga lantas membuat pernyataan akan mencicil, tapi kemudian pihak RS memutuskan membebaskan pembayaran utang tersebut," kata dia.

Kini, kata dia, keluarga sudah punya BPJS dan diurus dengan baik oleh pihak rumah sakit. Meski demikian, ungkap dia, bayi tersebut masih butuh bantuan. "Bayi itu masih butuh popok, makanan bayi, minyak telon, sabun, bedak serta makanan untuk ibunya," kata dia. (art)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved