10 Bahaya bagi Kesehatan di Balik Rasa Kesepian
Ada banyak hal dalam kehidupan yang bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Salah satu yang berpengaruh adalah pola makan atau pola tidur.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada banyak hal dalam kehidupan yang bisa memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Salah satu yang berpengaruh paling instan adalah pola makan atau pola tidur.
Namun, ada satu aspek yang mungkin tak disadari banyak orang juga berimbas pada kesehatan, yaitu rasa kesepian.
Dr. Julianne Holt-Lunstad, Profesor Psikologi dan Neurosains dari Brigham Young University, dan Dr. Nancy Donovan, psikiatri dari Brigham and Women's Hospital—spesialis geriatrik dan neurologi—berbagi penjelasan tentang kesepian.
Baca: Bujangan Tua Pengoleksi 9 Boneka Manusia Ditangkap Polisi Setelah Terciduk Melakukan Hal Ngeri Ini
Seperti dikutip dari laman Insider, keduanya menjelaskan, ada dua tipe kesepian, yakni subyektif dan obyektif.
Kesepian obyektif artinya secara fisik orang tersebut sendirian atau terisolasi secara sosial.
Sementara kesepian subyektif adalah kesepian secara emosional dan perasaan meskipun secara fisik orang tersebut tidak benar-benar sendiri.
"Ada ketidaksesuaian antara keinginan pribadi dan level hubungan sosial yang terjadi," kata Holt-Lunstad.
Nah, ada sejumlah risiko kesehatan yang mengancam ketika seseorang kesepian, baik kesepian obyektif maupun subyektif:
Baca: Simak, ini Manfaat Konsumsi Bawang Putih Mentah saat Perut Kosong
1. Meningkatkan risiko kematian
Hold-Lunstad memublikasikan dua studi besar yang membentuk efek keseluruhan kesepian sebagai faktor risiko kematian dini atau kematian terjadi sebelum rata-rata usia kematian pada populasi tertentu.
Studi pertama mempelajari tingkat hubungan sosial dan indikator sosial lainnya, seperti ukuran jejaring sosial dan dukungan sosial sebagai salah satu faktor risiko kematian.
Studi tersebut melibatkan 300.000 partisipan.
Hasilnya, mereka yang memperoleh nilai rendah dari indikator-indikator hubungan sosial tersebut memiliki risiko kematian yang sama dengan merokok 15 batang setiap hari.
Sementara partisipan dengan hubungan sosial yang lebih kuat memiliki kemungkinan bertahan hidup 50 persen lebih lama.
Adapun studi lainnya melibatkan 3,4 juta partisipan, dan fokus pada kesepian subyektif dan isolasi sosial fisik.
Hold-Lunstad menemukan, kedua fakror bisa meningkatkan risiko kematian dini.