Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Seorang Jenderal Jadi Kambing Hitam Hilangnya Jurnalis Jamal Khashoggi

Arab Saudi kemungkinan kan menjadikan seorang perwira tinggi intelijen yang dekat dengan Pangeran Mohammed bin Salman

Editor: Aldi Ponge
ISTIMEWA
Jamal Khashoggi saat berbicara dalam konferensi pers di Manama, Bahrain, 1 Februari 2015. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Pemerintah Arab Saudi kemungkinan kan menjadikan seorang perwira tinggi intelijen yang dekat dengan Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) terkait dugaan pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi.

Kabar ini disampaikan tiga orang yang mengetahui rencana tersebut kepada harian The New York Times, Kamis (18/10/2018).

Rencananya, yang akan dituding mendalangi hilangny Khashoggi adalah Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, seorang penasihat Pangeran MBS.

Baca: Anggota TNI Tangkap 2 Wanita dan 5 Pria yang Sedang Pesta Obat Keras di Kecamatan Bunaken

Jika kabar ini benar maka hal tersebut akan menjadi pengakuan besar dari pemerintah Arab Saudi dalam kasus hilangya kolumnis The Washington Postitu.

Dengan menjadikan Jenderal Assiri sebagai "kambing hitam" akan memberikan penjelasan yang masuk akal sekaligus menghapus dugaan bahwa Pangeran MBS terlibat dalam masalah ini.

Apalagi, dengan terus bertambahnya bukti, intelijen AS semakin yakin Pangeran MBS ada di belakang hilangnya Khashoggi.

Sedangkan, pemerintah Turki mengklaim memiliki bukti bahwa Khashoggi dibunuh dan dimutilasi di konsulat Saudi di Istanbul oleh 15 orang agen negeri itu.

Setelah dua pekan terus membantah meski mendapat tekanan kuat dari Turki dan Washington DC, pemerintah Arab Saudi bersikukuh untuk menggelar investigasi sendiri.

Namun, di tengah investigasi itu, pemerintah Saudi sudah "mempersiapkan" Assiri sebagai kambing hitam, menurut tiga sumber yang dekat dengan pemerintah Saudi.

Bahkan, tiga sumber itu menambahkan, nama Jenderal Assiri sudah didiskusikan dan disampaikan ke orang-orang dekat Gedung Putih.

Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, saat bertugas sebagai juru bicara koalisi Arab Saudi dalam konflik Yaman.(AFP/FAYEZ NURELDINE)
Mayor Jenderal Ahmed al-Assiri, saat bertugas sebagai juru bicara koalisi Arab Saudi dalam konflik Yaman.(AFP/FAYEZ NURELDINE) ()

Jenderal Assiri, yang pernah menjadi juru bicara koalisi pimpinan Saudi dalam konflik Yaman, diketahui merupakan orang dekat Pangeran MBS.

Kedekatan itu memberinya akses untuk mendapatkan informasi dan otorita dalam mengerahkan personel untuk menjalankan sebuah misi.

Skenario yang kemungkinan digunakan adalah, pemerintah Saudi akan menjelaskan Pangeran MBS memang memerintahkan Assiri menangkap Khashoggi untuk diperiksa di Arab Saudi.

Namun, di lapangan kemungkinan terjadi salah paham dalam memahami instruksi itu dan justru membunuh sang jurnalis.

Baca: UMP Sulut 2019 Diproyeksi Rp 3 Juta, Ini Perbandingan Kenaikan Upah Selama 8 Tahun Terakhir

Skenario ini disampaikan dua orang sumber yang dekat dengan pemerintah Saudi. Keduanya tak mau disebutkan namanya karena tak memiliki otorita berbicara dengan jurnalis.

Sekarang tinggal melihat apakah langkah itu cukup untuk menenangkan tekanan dunia internasional yang bisa merusak citra Pangeran MBS.

Apalagi, Presiden AS Donald Trump mengatakan, dirinya yakin Jamal Khashoggi memang dibunuh dan dia menjanjikan respon keras jika Saudi terbukti menjadi dalang pembunuhan.

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved