Kisah Tragis Cleopatra, Tak Sanggup Selamatkan Anaknya dan Mati Bunuh Diri
Cleopatra terkenal karena kecantikan dan rayuannya, namun orang sering lupa bahwa dia juga seorang penguasa.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Cleopatra VII adalah firaun terakhir dari garis Ptolemeus.
Para firaun Ptolemeus adalah keturunan Macedonia dan para penguasa dari keturunan tersebut telah duduk di tahta Mesir selama 300 tahun.
Cleopatra terkenal karena kecantikan dan rayuannya, namun orang sering lupa bahwa dia juga seorang penguasa.
Pertama kali naik tahta di usia muda dan di masa sulit, dia menggunakan keterampilannya untuk melindungi rakyatnya.
Salah satu keterampilan itu adalah menumbuhkan perhatian dan dukungan dari orang-orang kuat.
Cleopatra lahir pada 70 atau 90 SM, putri dari Ptolemeus dan istrinya (dan mungkin saudara tiri).
Ketika Cleopatra berusia 18 tahun, ayahnya meninggal dan tahta jatuh ke tangannya.
Karena perempuan tdak bisa memerintah sendirian di Mesir, dia pun menikahi adik laki-lakinya yang berusia 10 tahun, namanya Ptolemeus XIII, untuk menjadi rekan memimpinnya.
Tidak lama setelah pemerintahan mereka dimulai, para penasehat Ptolemeus XIII menentang Cleopatra dan dia melarikan diri ke Suriah di tahun 49 SM.
Baca: Jadwal & Link Live Streaming Cabor Asian Para Games 2018 di Vidio.com, Selasa 8 Oktober 2018
Dia menghabiskan satu tahun di Suriah untuk mengumpulkan tentara bayaran yang kemudian kembali ke Mesir untuk menentang pasukan saudara laki-lakinya itu.
Ini juga merupakan saat di mana Julius Caesar memasuki kehidupan Cleopatra.
Ketika Caesar di Roma untuk menghadapi Pompey selama perang Saudara Romawi Besar, Pompey melarikan diri ke Yunani, tetapi di sana dia juga dikalahkan oleh pasukan Caesar dalam pertempuran Pharsalus pada 48 SM.
Pompey berhasil lolos dari pertempuran dan pergi ke Mesir untuk mendapatkan dukungan.
Berita mengenai pertempuran tersebut sampai pada orang-orang Mesir, yang kemudian menganggap kekalahannya sebagai tanda bahwa para dewa lebih menyukai Caesar.
Mereka pun segera membunuh Pompey.