Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dahsyatnya Letusan Gunung Krakatau 1883, Sebabkan Hujan Batu Apung Cukup Deras di Teluk Betung

Sebetulnya letusan itu tidak datang tiba-tiba, tetapi tidak ada orang yang mengira bahwa ledakan akan demikian hebat.

Editor: Aldi Ponge
Krakatau 

TRIBUNMANADO.CO.ID – Sebetulnya letusan itu tidak datang tiba-tiba, tetapi tidak ada orang yang mengira bahwa ledakan akan demikian hebat.

Seratus tahun telah berlalu sejak ledakan paling hebat terjadi, tetapi ceritanya masih tetap asyik untuk dibaca.

Mari kita simak tulisan berikut ini ketika genap seratus tahun letusan Gunung Krakatau, Letusan Gunung Krakatau Lebih Hebat dari Bom Atom, yang dimuat di Majalah Intisari edisi Agustus 1983.

--

Anyer dilanda gelombang pasang pada Senin pagi, tanggal 27, sekitar pukul sepuluh pagi. Gelombang ini menyapu bersih pemukiman di tepi pantai itu, sehingga yang tinggal hanyalah benteng, penjara, kediaman patih dan wedana.

Dataran sekitar Anyer, yang di bclakang tempat itu lebarnya kurang lebih 1 km seakan-akan dicukur gundul; di dekat pantai bongkahan-bongkahan karang dilemparkan ke darat.

Baca: Kisah Ibu Sekaligus Pelindung Napoleon Bonaparte

Juga Caringin yang berpenduduk padat hancur luluh; letaknya di dataran yang lebarnya sekitar 1.500 m, disusul oleh bukit-bukit yang tingginya antara 20 sampai 50 m, tempat sejumlah kecil penduduknya menyelamatkan diri.

Bukan hanya di darat, tetapi juga di laut lepas Krakatau menteror kapal-kapal yang kebetulan berlayar di dekatnya.

Penumpang kapal yang melayari Selat Sunda pada hari naas itu tidak dapat melupakan pengalaman dan ketakutan mereka selama hidupnya.

Kapal api Gouverneur Generaal Loudon, dengan nakhoda Lindeman,  sebuah kapal Nederland-Indische Stoomvaartsmaatschappij (pendahulu KPM - Red.) berlayar dari Batavia ke Padang dan Aceh dengan menyinggahi Teluk Betung, Krui dan Bengkulu.

Baca: Beginilah Kisah Para Perempuan yang Dijadikan Budak Seks ISIS, Diperjualbelikan Seperti Ternak

Kapal itu berangkat pada tanggal 26 Agustus pagi dari Jakarta. Seorang penumpang kapal itu mengisahkan pengalamannya sebagai berikut:

Cuaca pagi itu sangat cerah. Siang harinya kami berlabuh di Anyer, sebuah pelabuhan kecil di pantai Banten. Beberapa ratus orang pekerja kasar naik dari pelabuhan ini.

Kapal kemudian melanjutkan pelayarannya ke arah Teluk Lampung, melewati Pulau Sangiang dan Tanjung Tua.

Di sebelah kiri kapal kami lihat Pulau Rakata dari kejauhan, yang kami singgahi dua bulan yang lalu.

Waktu Gunung Krakatau mulai bekerja bulan Mei yang lalu setelah dua abad beristirahat, perusahaan pemilik kapal Loudon mengadakan suatu tour pariwisata bagi penduduk Batavia.

Halaman
1234
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved