Kisah Pierre Tendean Batal Menikah karena Dibunuh G30S PKI, Ini Sosoknya di Mata Kakak dan Adiknya
Peritiwa kelabu dikenal G30S PKI ini sudah menggores luka yang dalam bagi sesama anak bangsa.
Penulis: Aldi Ponge | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID - 30 September 1965 menjadi salah satu peristiwa terkelam bangsa Indonesia.
Betapa tidak, sejumlah putra terbaik bangsa diculik dan dibunuh dalam pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI).
Peristiwa kelabu dikenal G30S PKI ini sudah menggores luka yang dalam bagi sesama anak bangsa. Bahkan tak sedikit pula korban yang jatuh pascakejadian sadis tersebut.
Ada 10 perwira TNI-Polri yang menjadi korban pemberontakan PKI. Mereka dibunuh di dua tempat berbeda yakni Jakarta dan Yogyakarta.
Baca: Tersangka Pemerkosaan di Paniki Tertangkap, Begini Cara Polisi Menangkap Pekerja Proyek Itu
Baca: Kisah Ajaib Nelayan Wori Hanyut dan Diselamatkan Kapal Panama di Perairan Guam, Dibantu KJRI Osaka
Dari sepuluh korban yang dibunuh dalam G30S PKI, nama Lettu Pierre Andreas Tendean harusnya tak masuk dalam daftar penculikan dan pembunuhan.
Piere Tendean yang merupakan Ajudan Menteri Pertahanan Jenderal Abdul Haris Nasution.
Pada 1 Oktober dini hari, ia diculik karena dikira Nasution, lalu dibunuh di Lubang Buaya.
Pierre meninggal masih muda dengan berusia 26 tahun. Padahal berencana akan menikah pada November 1965. Pemuda tampan keturunan Manado ini, rencananya akan mempersunting gadis cantik asal Medan, Rukmini Chaimin. Gadis itu dikenalnya saat menjadi komandan pleton batalyon zeni tempur Bukit Barisan.
Baca: Hasil Forensik Autopsi Jenazah 7 Perwira TNI AD Korban G30S 1965, Tak Ada Cungkil Mata
Baca: Kisah Lucu dan Menegangkan di Sela-sela Kemuraman Pengkhianatan G30S PKI

Pierre selalu menjadi pusat perhatian para gadis karena wajahnya yang tampan. Jika ada lomba olahraga antar kampus, Pierre sering masuk tim basket. Ini membuat dia dikenal oleh banyak mahasiswi yang menonton.
Bahkan ada ungkapan dari mahasiswi yang mendapat ceramah dari AH Nasution. "Telinga kami untuk Pak Nas, tapi mata kami untuk ajudannya (Pierre)".
Maklum, Pierre adalah anak dari Dokter AL Tendean asal Manado dan Maria Elizabeth Cornet, keturunan Indo-Perancis. Dia bahkan dijuluki "Robert Wagner dari Panorama" oleh gadis-gadis remaja Bandung.
Baca: Berkat Soekarno, Jenderal Bintang Satu Ahli Intelejen Ini Lolos Penculikan G30S/PKI
Baca: Kisah Sukitman, Agen Polisi yang Lolos dari Lubang Buaya saat G30S/PKI
Robert Wagner merupkan actor dan bintang film Amerika Serikat yang terkenal tahun 1960-an. Bumi Panorama, itulah sebutan untuk kampus Akademi Teknik Angkatan Darat.
Untuk mengurangi beban keluarganya, Pierre yang masih kecil giat menanami tanah kosong di sekitar rumahnya.
Pierre sangat menyayangi anak bungsu atasannya, dia sering memberikan hadiah coklat kepada Ade Irma Suryani.
Sayang, diusianya yang masih sangat muda, ia harus mengalami kejadian tragis.