Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Cerita Anak Jenderal Korban G30S/PKI, Putri Ahmad Yani Kini Berteman dengan Anak DN Aidit

Cerita Anak  Jenderal Korban G30S/PKI, Putri Ahmad Yani Kini Berteman dengan Anak DN Aidit

Editor: Aldi Ponge
(intisari)
Anak DN Aidit Ilham Aidit (kanan) dan putri Jendral Achmad Yani Amelia Yani (tengah) 

TRIBUNMANADO.CO.ID -  Gerakan 30 September atau dikenal G30S/PKI menjadi salah satu sejarah kelam bangsa Indonesia karena gugurnya putra-putra terbaik bangsa

G30S/PKI adalah sebuah peristiwa yang terjadi pada malam di tanggal 30 September sampai di awal 1 Oktober 1965 yang kemudian diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.

Pada peristiwa tersebut, ada tujuh perwira tinggi militer Indonesia beserta beberapa orang lainnya dibunuh dalam suatu usaha kudeta.

Beberapa dari keluarga jenderal yang dibunuh dan kemudian dikubur di Lobang Buaya, Pondok Gede, tak jauh taman Mini Indonesia (TMII), Jakarta mengalami trauma dan syok yang berat.

Baca: Penerimaan CPNS 2018 Dibuka Besar-besaran, Begini Perkiraan Gaji dan Tunjangan yang Diterima

Salah satunya karena mereka melihat langsung kekejian tersebut, bagaimana ayahnya ditembak di depan mata, disiksa dan diseret dengan kejam, dalam kondisi berdarah-darah.

Bahkan, kabarnya, saat mereka dikubur di satu lubang di Lobang Buaya itu, ada yang masih hidup, namun dalam kondisi luka parah.

Satu dari ketujuh perwira yang gugur di depan anaknya adalah DI Panjaitan. Pria bernama lengkap Donald Isaac Panjaitan ini meninggal pada usia 40 tahun.

Dilansir dari Wikipedia, putrinya Catherine Panjaitan menjadi saksi mata detik-detik peristiwa tersebut.

Sebelum dibunuh, DI Panjaitan diculik terlebih dahulu sekitar pukul 04.30 WIB, pada 1 Oktober 1965.

Ia mengatakan ada keributan di luar rumahnya, yang ternyata berasal dari kendaraan yang mengepung dan masuk begitu saja ke dalam rumahnya.

Ada tentara yang memanggil Panjaitan untuk segera turun dari lantai atas kamarnya.

Baca: Pasukan Vietnam Ini Mengerikan dan Selalu Telanjang saat Berperang

Saat itu, anak-anak Panjaitan dan dirinya sedang berada di rumah.

DI Panjaitan kemudian turun berseragam lengkap ke ruang tamu.

Catherine mengingat, sebelum turun, ia sempat memandang wajah anak-anaknya.

Setelah itu, terdengar beberapa dialog tentara yang mengajak Panjaitan agar ikut bersama mereka.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved