Kopassus
Kisah Kopassus Grup4 Sandiyudha Dihina tapi Hitungan Menit Tumpas Teroris di Thailand
Kopassus menjadi salah satu pasukan elit yang dimiliki militer Indonesia. Soal kemampuan tak bisa dipandang sebelah mata
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kopassus menjadi salah satu pasukan elit yang dimiliki militer Indonesia.
Soal kemampuan pasukan khusus TNI memang tak bisa dipandang sebelah mata oleh negara lain.
Meski masih saja ada yang nyinyir dan melihat sebelah mata, tapi akhirnya decak kagum dan angkat topi pasti terjadi setelah pasukan musuh memandang remeh Indonesia.
Baca: 180 Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Toba, Ini Penyebabnya Menurut Timnya Menteri Susi
Seperti kisah berikut ini, dilansir Sripoku.com dari Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, Hendro Subroto, Penerbit Buku Kompas, 2009.
Sebelumnya, prestasi mengagumkan telah terbukti membawaKomando Pasukan Khusus (Kopassu) TNI AD patut disegani.
Mulai dari penumpasan G30S/PKI operasi Dwikora, Operasi Trikora pembebasan Irian Barat, Operasi Seroja di Timor-timur hingga pembebasan sandera oleh sekelompok teroris.
Begitu juga dengan Operasi Woyla Maret 1987.
Baca: (VIDEO) Sedang Bertanding! Live Streaming Bola Voli Asian Games 2018, Indonesia Vs Korea
Kopassus diperintahkan melumpuhkan para teroris yang menyandera pesawat Garuda Indonesia.
Cerita berawal pada 28 Maret 1981, pesawat DC-9 Woyla milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan 48 penumpang dibajak 5 orang teroris.
Pesawat tersebut dibajak ketika dalam penerbangan dari Bandara Kemayoran menuju Bandara Polonia Medan.
Oleh kelima teroris pesawat sebenarnya akan diterbangkan menuju Lybia, negara yang pada tahun 1980-an berada di bawah pimpinan Presiden Moamar Kadhafi dan dikenal ‘suka membantu teroris’.
Selain itu, jika sudah mendarat di Lybia, para teroris merasa lebih aman karena upaya militer Indonesia (ABRI) untuk melaksanakan operasi pembebasan sandera jadi makin sulit.
Baca: The Sacred Riana Unggah Hal Ini Setelah Tersingkir dari Americas Got Talent
Mujur akhirnya pesawat mendarat di Bandara Don Muang, Bangkok, Thailand sehingga militer Indonesia bisa lebih leluasa melaksanakan operasi pembebasan sandera dengan cara mengirimkan pasukan khusus.
Tanggung jawab untuk mengirimkan pasukan khusus diberikan kepada Letkol Sintong Panjaitan yang menjabat sebagai Asisten 2/Operasi Komando Pasukan Sandi Yudha (Kopassanda/Kopassus).