Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

180 Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Toba, Ini Penyebabnya Menurut Timnya Menteri Susi

180 Ton Ikan Mati Mendadak di Danau Toba, Ini Penyebabnya Menurut Timnya Menteri Susi

Editor: Aldi Ponge
TRIBUN MEDAN
Jutaan ekor ikan dalam Keramba Jaring Apung (KJA) yang dipelihara mati di Danau Toba, tepatnya di Pangururan, Samosir (22/8/2018).  

TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa jutaan ikan di keramba Jaring Apung (KJA) mati mendadak menghebohkan warga Kelurahan Pintusona Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir pada Rabu (22/8/2018).

Bangkai-bangkai ikan mengambang satu persatu. Pemilik keramba pun mengutarakan bahwa mereka mengalami kerugian miliaran rupiah dari 180 ton ikan yang mati.

"Awalnya mengapung satu per satu, lalu bermatian. Kami sedih, " sebut Saut Simanjorang.

Baca: The Sacred Riana Unggah Hal Ini Setelah Tersingkir dari Americas Got Talent

Kejadian ini pun membuat para warga harus bekerja keras untuk mengumpulkan bangkai-bangkai ikan ke dalam karung, dan menguburkannya sehingga mereka terhindar dari penyakit.

 
Untuk menindaklanjuti fenomena kematian massal ikan itu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti baru-baru ini menginstruksikan untuk menerjunkan Tim Satuan Tugas Penanganan Penyakit Ikan dan Lingkungan.

Tim Satgas tersebut terdiri dari para ahli perikanan budidaya air tawar dan Balai Karantina Ikan, Medan.

Jutaan ekor <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/ikan' title='ikan'>ikan</a> dalam Keramba Jaring Apung (KJA) yang dipelihara mati di <a href='https://manado.tribunnews.com/tag/danau-toba' title='Danau Toba'>Danau Toba</a>, tepatnya di Pangururan, Samosir (22/8/2018).

Berdasarkan siaran pers resmi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Rabu (29/8/2018), Tim Satgas bertugas untuk mengidentifikasi sekaligus memetakan penyebab teknis dan sumber dampak kematian massal ikan.

Tim juga memberikan rekomendasi agar persoalan itu selesai.

Anggota Tim Satgas Ahmad Jauhari menjelaskan, berdasarkan monitoring dan penelitian kualitas perairan danau, setidaknya ada tiga dugaan penyebab kematian massal ikan.

Baca: Menteri Luhut Cekcok dengan Ratna Sarumpaet di Danau Toba

Pertama, terjadi penurunan suplai oksigen bagi ikan. Kedua, kepadatan ikan yang tinggi dan ketiga, keramba jaring apung terlalu dangkal, sementara dasar perairan merupakan lumpur.

Jauhari melanjutkan, suplai oksigen tersebut menurun karena terjadi 'upwelling' (umbalan) atau pergerakkan material di dasar air ke permukaan.

Fenomena 'upwelling' itu sendiri disebabkan cuaca ekstrem yang berakibat perbedaan suhu mencolok antara air di permukaan dan di bawahnya.

"Jadi, 'upwelling' membawa nutrient dan partikel dari dasar perairan ke permukaan. Inilah yang menyebabkan pasokan oksigen untuk ikan menjadi berkurang. Apalagi lokasi keramba jaring apung nelayan itu cukup dangkal dan berlumpur," papar Jauhari.

"Selain itu, kami juga melihat ternyata kepadatan ikan dalam keramba jaring apung terlalu tinggi sehingga sangat mengganggu sirkulasi oksigen," lanjut dia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved