Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kisah Baku Tembak Komando AS Tewaskan 300 Prajurit Bayaran Rusia di Suriah

Setelah pertempuran empat jam itu berakhir 200-300 orang penyerang tewas dan sisanya mundur di bawah serangan udara AS

Editor: Aldi Ponge
kompas.com
Pasukan Komando AS 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Tembakan artileri itu begitu gencar sehingga membuat pasukan komando AS harus bersembunyi di dalam lubang perlindungan.

Tembakan salvo gencar itu merupakan "menu" pembukaan dari sebuah serangan selama empat jam pada Februari lalu yang melibatkan 500 personel pasukan Suriahdan tentara bayaran Rusia.

Setelah pertempuran empat jam itu berakhir 200-300 orang penyerang tewas dan sisanya mundur di bawah serangan udara AS meninggalkan mayat teman-teman mereka.

Sementara, dari 40 tentara AS yang mempertahankan sebuah pos kecil di wilayah timur Suriah, tak satu pun tewas.

Baca: Kronologi 189 Penumpang Lion Air Berhamburan dari Pintu Darurat! Teriak Bom, 10 Terluka

Baca: Kapolri Minta Pernyataan Aman Abdurrahman Soal Bom Surabaya Diviralkan, Ini Pesannya

Rincian pertempuaran yang terjadi pada 7 Februari lalu diperoleh harian The New York Times dari sejumlah dokumen yang dilengkapi wawancara.

Berbagai dokumen dan wawancara itu menegaskan salah satu pertempuran paling berdarah yang melibatkan pasukan AS di Suriah sejak dikerahkan dalam operasi pemberantasan ISIS.

Pentagon menggambarkanpertempuran itu sebagai sebuah upaya membela diri dari serangan sebuah unit pasukan pro-pemerintah Suriah.

Dalam sejumlah wawancara, para personel militer AS yang terlibat dalam pertempuran itu mengatakan, mereka amat gugup saat menyaksikan ratusan personel, kendaraan tempur, dan artileri musuh disiapkan menjelang serangan itu.

Baca: Misteri Hilangnya Putra Mahkota Kerajaan Arab, Berondongan Tembakan dan Seruan Kudeta

Baca: Gara-gara Temukan Kelemahan Google, Remaja Ini Dapat Hadiah Rp 500 Juta

Kemungkinan bentroknya pasukan AS dan Rusia sudah lama dikhawatirkan apalagi kedua rival Perang Dingin itu berada di sisi yang berseberangan dalam perang saudara Suriah.

Beberapa hari sebelum serangan itu dimulai, di sisi yang berbeda dari Sungai Eufrat, Rusia dan AS mendukung kelompok berbeda yang sama-sama memerangi ISIS di provinsi kaya minyak, Deir el-Zor yang berbatasan dengan Irak.

Para perwira AS sudah berulang kali memperingatkan soal penumpukan pasukan itu, tetapi para perwira Rusia mengatakan mereka tak memiliki kendali atas pasukan yang berada di dekat sungai itu.

Baca: Berikut Jadwal Lengkap Piala Dunia 2018, Awal dan Akhir di Moskwa

Baca: Demi Satu Piala Dunia, Lionel Messi Rela Tukar Semua Gelar di Barcelona

Di sisi lain, peralatan pengintai milik AS yang  menangkap transmisi radio mengungkap adanya percakapan dalam bahasa Rusia di antara pasukan tersebut.

Dokumen yang diterima The New York Times hanya menyebut pasukan yang berkumpul di tepi Sungai Eufrat itu sebagai  "pasukan pro-pemerintah".

Dalam pasukan itu terdapat prajurit reguler Suriah dan milisi bersenjata. Namun, intelijen militer AS menambahkan, terdapat pasukan bayaran Rusia dalam jumlah cukup besar dalam pasukan itu.

Pasukan bayaran itu, menurut intelijen militer AS, kemungkinan besar merupakan anggota Warner Group, sebuah perusahaan yang kerap digunakan Kremlin untuk menjalankan misi rahasia yang tak bisa dikaitkan dengan pemerintah Rusia.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved