Ngeri! Perayaan Jumat Agung di Filipina, Dipaku dan Disalib Hingga Berdarah, Dipercaya Menebus Dosa
Tindakan ekstrem warga Filipina itu tergolong salah satu kegiatan paling "aneh" dalam dunia Katolik Roma yang dilakukan
Penulis: | Editor:
TRIBUNMANADO.CO.ID-Puluhan orang Filipina berdevosi dengan mencambuki punggung mereka sendiri hingga darah menggalir, sementara yang lain dipaku di salib untuk menandai hari Jumat Agung.
Tindakan ekstrem warga Filipina itu tergolong salah satu kegiatan paling "aneh" dalam dunia Katolik Roma yang dilakukan untuk menandai hari yang dipercayai orang-orang Kristen merupakan hari Yesus Kristus dihukum mati 2.000 tahun lalu.
Baca: (VIDEO) Pastor Yonas Membasuh Kaki 12 Orang KBK, Umat Katolik Merayakan Kamis Putih
Rommel David dan teman-temannya dari sebuah desa pertanian di San Juan memulai adegan itu dengan mecambuk punggung mereka yang telanjang hingga berdarah di bawah terik matahari dengan selarik bambu tipis.
"Ini untuk keluarga saya, sehingga tidak akan ada yang sakit," kata sang dekorator yang berusia 36 tahun dan belum menikah itu.
Sepotong kain menutupi kepalanya yang bermahkotakan kawat berduri.
David mengatakan, dia telah mencambuk dirinya demi orangtua dan lima saudaranya selama Masa Pra-Paskah dalam tujuh tahun terakhir.

"Ini adalah hal yang paling menyakitkan yang pernah saya lakukan, tetapi ini saya lakukan untuk Tuhan dan untuk penebusan dosa saya," katanya.
Adegan ini diulangi di desa-desa tetangga yang mengelilingi kota San Fernando, sekitar satu jam berkendara di utara Manila.
Menjelang makan siang, anak-anak berlari mengelilingi desa-desa yang terlumur darah para pendosa yang mencambuki punggung mereka.
Baca: Uskup Manado Pimpin Misa Kamis Putih di Airmadidi
Pejabat setempat mengatakan, sekitar 30.000 turis lokal dan asing diharapkan berkumpul di San Fernando, yang merupakan jantung tradisi perayaan Jumat Agung di Filipina.
Sekitar 10 orang, termasuk Mary-Jane Mamangun yang berusia 34 tahun, telah dipakukan ke salib di bawah terik matahari San Juan, masing-masing menghabiskan beberapa menit yang menyakitkan dalam mengenang kembali penyaliban Yesus Kristus.
Demikian pula seorang wanita dan dua pria dipakukan ke salib pada ritus siang hari di dekat kota Paombong, seorang fotografer AFP menyaksikan peristiwa itu.
Mamangun mengatakan, saat itu ia telah disalibkan untuk ke-14 kalinya secara berturut-turut.