Ngeri! Perayaan Jumat Agung di Filipina, Dipaku dan Disalib Hingga Berdarah, Dipercaya Menebus Dosa
Tindakan ekstrem warga Filipina itu tergolong salah satu kegiatan paling "aneh" dalam dunia Katolik Roma yang dilakukan
Penulis: | Editor:
Dia percaya bahwa menjalani siksaan itu telah membantu neneknya pulih dari dua kali stroke dan membantu kakaknya mengalahkan kanker.
"Nenekku sudah berusia 88 tahun sekarang dan dia masih sehat," kata Mamangun sebelum disalibkan.
Mamangun bersikeras sebelum dan sesudah penyaliban bahwa dia tidak merasakan sakit saat paku 5 sentimeter tersebut dipalu melewati tangan dan kakinya.
Namun, wajahnya yang mengernyit saat disalibkan, sebagaimana juga saat ia langsung dibawa ke tenda medis tempat ia berbaring dan diberikan penghilang rasa sakit memberi cerita lain.
Petugas pariwisata San Fernando, Ching Pangilinan, mengatakan, pemerintah lokal melarang orang asing turut serta dalam penyaliban tahun ini setelah beberapa insiden pada masa lalu yang malah menjadikan kegiatan tersebut sebagai bahan olok-olok.
Tahun lalu, pelawak Australia, John Safran, memperoleh izin dipaku ke kayu salib setelah ia menyatakan bahwa dirinya seorang mahasiswa Katolik dan ibunya tengah menderita kanker.
Hal ini mengakibatkan kemarahan penduduk lokal karena ternyata dia disalibkan untuk pertunjukan komedi televisi di Australia.
"Pada masa lalu, kami mengalami kesulitan dengan orang asing yang turut melakukan hanya untuk bersenang-senang," Pangilinan bercerita kepada AFP.
Terkadang orang asing memiliki pemahaman yang berbeda mengenai agama dan tradisi budaya. Bagi masyarakat San Fernando, ini adalah sumpah iman bagi mereka.
Mendera diri dan orang-orang yang berjalan tanpa alas kaki membawa salib kayu merupakan pemandangan akrab di banyak daerah di Filipina selama Masa Pra-Paskah, bersamaan dengan praktik-praktik tradisional, seperti mengunjungi gereja dan berpuasa.
Tindakan-tindakan ekstrem secara resmi tidak disetujui gereja. Monsinyur Pedro Quitorio, juru bicara Konferensi Uskup Katolik Filipina, memusatkan perhatian pada keyakinan para pendosa bahwa tindakan penebusan dosa tersebut akan membuat mereka bebas dari penyakit atau nasib buruk sepanjang sisa tahun ini. "Mendera diri adalah suatu bentuk penebusan dosa yang telah dilakukan sejak berabad-abad yang lalu. Tapi, untuk melakukan ini di luar konteks adalah salah. Hal ini tidak boleh dilakukan sebagai tindakan takhayul," katanya.
Jumat Agung di Yerusalem
Umat Kristiani dari segenap penjuru dunia mendatangi jalan sempit bernama Via Dolorosa, Yerusalem, Israel, Jumat. Dari jalan ini mereka memulai wisata religi napak tilas masa-masa sengsara Yesus Kritus menjelang penyaliban.
Suasana khidmat melingkupi para peserta ketika melewati satu per satu dari 14 stasi yang dilalui Yesus.
Mulai saat ia dibawa untuk dihakimi hingga dimakamkan.