Kisah Bocah Korban Cabul di Bitung yang Takut Bicara hingga Diintimidasi Keluarga
Ditanyai hakim Pengadilan Negeri Bitung, Melati (8) nampak ketakutan. Tak ada suara keluar dari mulutnya.
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Aldi Ponge
TRIBUNMANADO.CO.ID, BITUNG - Ditanyai hakim Pengadilan Negeri Bitung, Melati (8) nampak ketakutan.
Tak ada suara keluar dari mulutnya.
Hadirin yang memadati ruang pengadilan dibuat berdebar debar.
Hakim kemudian bertanya lagi, kali ini dengan suara rendah, bijak, penuh empati.
"Nda usah takut nak, bilang saja apa yang dirasakan," kata Hakim.
Akhirnya Melati mengaku dicabuli kerabatnya. Semua lega. Karena dengan pengakuan itu, hakim bebas menvonis.
Begitulah suasana persidangan korban cabul beberapa waktu lalu.
Sidang sangat menegangkan karena sebelum naik sidang, korban diduga kerap mendapat intimidasi pihak keluarga.
"Itu sering terjadi, akibatnya korban tertekan, itu bisa mempengaruhi kesaksiannya," ujar seorang Kabid di Dinas Sosial Bitung.
Ia mengaku korban cabul kerap mendapat intimidasi.
Pihak yang mengintimidasi kebanyakan keluarga yang tidak mau perkara itu diusut di pengadilan.
Kadis Sosial Bitung Steven Suluh mengatakan, setiap korban mendapat perlindungan dari setiap instansi terkait.
"Kita lindungi korban dari intimidasi atau tekanan," kata dia.