Heboh! Petani Wori Ditemukan Sudah Tak bernyawa
Warga Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, Minahasa Utara (Minut) dihebohkan dengan penemuat mayat.
Penulis: Nielton Durado | Editor: Andrew_Pattymahu
Laporan Wartawan Tribun Manado Nielton Durado
TRIBUNMANADO.CO.ID,.MANADO - Warga Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, Minahasa Utara (Minut) dihebohkan dengan penemuat mayat.
Sosok lelaki yang teridentifikasi bernama Ali Sangkilang (52), warga Desa Tiwoho, Jaga III, Kecamatan Wori, ditemukan tewas tergeletak di salah satu kebun milik Ramli Elong. Kejadian tersebut terjadi sekira pukul 16.00 Wita, Minggu (7/1) kemarin.
Menurut saksi Sadam Kakalang (46), awalnya sekira pukul 07.00 Wita, korban pergi kekebun milik dari Ramli Elong di Desa Tiwoho.
Saksi bertemu dengan korban dijalan dan sempat terlibat percakapan.
Sekira pukul 09.00 Wita, saksi Sadam pergi mangangkat kelapa dan memanggil nama korban berkali-kali tapi tidak ada jawaban.
Pada pukul 11.30 Wita, saksi kembali mengangkat kelapa untuk kedua kalinya dan memanggil korban tapi tidak ada jawaban.
Sadam yang mulai curiga, pergi mengecek korban sekira pukul 15.30 Wita.
Disana saksi hanya menemukan tas yang berisi makanan dan minuman korban.
Setelah mencari di sekitar lokasi, saksi mendapati korban sudah tergeletak dengan posisi terlentang sudah tidak bernyawa.
Disekitar korban juga bercecaran darah dari bagian pergelangan kaki sebelah kiri akibat luka sayatan. Saksi pun langsung meninggalkan korban di tempat kejadian perkara (TKP) dan pulang ke rumah untuk melaporkan kepada Hukum Tua.
Mendapat laporan tersebut anggota Polsek Wori langsung menuju lokasi kejadian.
Pihak keluarga korban juga sudah di konfirmasi oleh petugas tentang kejadian tersebut.
Dimana kejadian tersebut bukan pembunuhan melainkan murni kecelakaan kerja. Korban pun langsung dibawa ke rumah duka untuk disemayamkan.
Kasubag Humas Polresta Manado AKP Roly Sahelangi, ketika dikonfirmasi membenarkan adanya peristiwa tersebut.
"Dugaan sementara korban meninggal dunia karena kehabisan darah yang keluar dari luka di pergelangan kaki. Keluarga juga menolak untuk dilakukan Otopsi maupun visum luar kepada korban," ujar Sahelangi. (nie)