Nekat Selundupkan Gergaji ke Penjara, Ibu: Saya Mau Selamatkan Anak Saya!
Ide gila untuk menyelundupkan gergaji muncul tiba-tiba."Saya waktu itu hanya kepikiran menyelamatkan anak saya."
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Ide membantu meloloskan anaknya dari tahanan, akhirnya menjadikan sang ibu terancam ikut mendekam dalam penjara.
Tak pernah terpikir oleh RD alias Rahma (54), tindakannya menyelundupkan gergaji besi ke sel tahanan Polsek Maesa bakal menuai masalah hukum.
RD hanya berpikir anaknya AS, tersangka kasus pembobolan Indomaret beberapa waktu lalu bisa meloloskan diri dari penjara dengan menggergaji jeruji besi.
Bahkan, AS akhirnya sudah berhasil menggergaji tiga tiang penjara. Tengah mencari waktu untuk lari, perbuatannya diketahui dalam razia aparat hari Minggu lalu.
Mimpi sang ibu untuk bertemu anaknya terpenuhi, namun bukan di alam bebas, melainkan penjara. Rahma diamankan aparat dan diperiksa di Mapolsek Bitung.
Kepada aparat, Rahma mengaku kasihan melihat anaknya di penjara. Kala menjenguk anaknya, ia melihat tiang penjara yang agak berkarat.
Ide gila untuk menyelundupkan gergaji muncul tiba-tiba."Saya waktu itu hanya kepikiran menyelamatkan anak saya," kata dia.
Pada kedatangan berikutnya, gergaji ia susupkan lewat baju. Untuk meloloskan diri dari amatan aparat, ia berakting memasang muka sedih serta berjalan tertatih-tatih.
"Saya kasih ke anak saya, ia keheranan, namun kemudian terlihat senang," kata dia.
Senyum anaknya membuatnya senang. Sebelumnya, jarang sang anak tersenyum. Ia mengaku melakukan perbuatan itu tanpa memikirkan hal lain selain cinta pada anaknya.
AS sendiri berharap sang ibu tidak dihukum berat. Ia minta aparat mempertimbangkan perasaan orang tua. Bahkan ia minta agar hukuman ibunya ditanggungnya.
Kapolsek Maesa Kompol Moh Kamidin mengatakan, masih memeriksa sang ibu. Menurutnya, sang ibu dan anak ini bersalah karena berkolaborasi untuk lari dari penjara.
"Kita masih periksa kemungkinan ini atas inisiatif sang ibu atau dari paksaan anak," kata dia.(arthur rompis)
