Pembunuh Mahasiswa Papua Belum Terungkap, Polda Sulut Kerja Keras
Hingga kini kepolisian belum berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuhan mahasiswa asal Papua, Mius Lokobal (22).
Penulis: Finneke | Editor: Fransiska_Noel
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Hingga kini kepolisian belum berhasil mengungkap siapa pelaku pembunuhan mahasiswa asal Papua, Mius Lokobal (22).
Meski begitu, upaya keras tetap dilakukan polisi untuk mengungkap peristiwa yang terjadi pada Minggu (25/7) dini hari lalu itu.
Perkembangan terakhir masih pada ciri-ciri yang diduga pelaku pembunuhan yang telah dikantongi. Hanya saja, ciri-ciri tersebut memang belum cukup bagi polisi untuk mengungkap orang tak dikenal tersebut.
"Dari ciri-ciri itu, tugas kami membuat itu lebih terang untuk pembuktiannya. Tim yang terdiri dari Manguni Polda Sulut, Resmob Polresta Manado dan Polsek Malalayang kerja keras di lapangan," ujarnya.
Dikatakannya, gelar perkara tiap harinya masih tetap dilakukan. Menganalisa semua informasi yang masuk, dan mengevaluasi kinerja yang dilakukan kepolisian.
"Kami kerahkan kemampuan maksimal. Anjing pelacak juga sudah diturunkan. Dan sudah ada sekitar sepuluh saksi yang kita periksa. Kita masih mencari siapa saja yang ada di tempat kejadian perkara malam itu," jelasnya.
Ia pun menegaskan, tim penyelidik di lapangan sudah diwanti-wanti untuk fokus pada hal-hal yang sudah dibicarakan. Agar pengungkapan kasus ini lebih mudah dan terarah.
"Kita evaluasi terus gelar perkara yang dilakukan. Agar terarah dan bisa lebih cepat. Sudah kita tugaskan pada tim penyelidik untuk fokus, agar yang telah kita dapat bisa lebih diperjelas untuk pembuktian," terang Kombes Pitra.
Lebih lanjut dikatakannya, kasus pembunuhan adalah kasus berat yang tak mudah diungkap.
Apalagi seperti kasus pembunuhan ini, tak ada satu saksi mata pun yang melihat.
"Mayatnya pun ditemukan pada pukul 02.30 Wita. Tak mudah memang. Makanya itu, masyarakat agar mendukung polisi lewat informasi. Juga menghindari miras dan mabuk berlebihan. Pemicunya peristiwa ini juga karena mabuk, sehingga mengganggu orang lain atau membahayakan orang lain," jelasnya.
Korban yang merupakan mahasiswa Universitas Pembangunan Manado ini ditemukan terbujur kaku bersimbah darah di jalan Pulau Peleng, Kelurahan Kleak, Lingkungan II, Kecamatan Malalayang, sekitar pukul 02.30 Wita.
Nius yang tinggal di Asrama Jayawijaya, Kelurahan Batukota, Lingkungan II, Kecamatan Malalayang ini tewas akibat satu tikaman di perut bagian atas.
Saat itu, dua saksi yang adalah teman korban, masing-masing Rayen Bagensa (22), warga Batukota Lingkungan III dan Septiano Kapele (18) warga Kelurahan Bahu Lingkungan IX Kecamatan Malalayang, membeli minuman di warung yang tak jauh dari lokasi kejadian.
Saat kembali, keduanya menemukan korban sudah bersimbah darah. Saat itu juga kedua saksi memanggil warga sekitar. Mendengar teriakan kedua saksi, warga sekitar langsung berbondong-bondong datang kelokasi kejadian.
Di dekat lokasi kejadian, warga menemukan handphone jenis samsung dan sandal. Korban lalu dilarikan ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kandou Malalayang, namun meninggal dalam perjalanan. (Tribun Manado/Finneke Wolajan)