Sulut Maju
Aliansi Serikat Buruh Pekerja Diskusi dengan Disnaker Sulut, Ini yang Dibahas
Manado,TRIBUNMANADO.CO.ID - Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Utara menggelar diskusi perburuhan perdana bersama lintas organisasi Serikat Buruh dan pekerja di Sulut Rabu 10 September 2025.
Diskusi ini sebagai tindak lanjut instruksi Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus Komaling (YSK) bersama Aliansi Buruh dan Serikat Pekerja pekan lalu.
Aliansi buruh adalah perkumpulan atau gabungan dari beberapa serikat pekerja dan/atau federasi buruh yang berkolaborasi untuk memperjuangkan hak-hak pekerja secara lebih kuat dan efektif.
Baca juga: Perlakuan Hein Arina untuk GMIM di Amerika Serikat, Pekerja Migran Asal Sulut Ungkap Hal Ini
Tujuannya adalah menyatukan kekuatan untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan, menolak peraturan yang merugikan, memperjuangkan kesejahteraan, serta meningkatkan kondisi kerja secara keseluruhan.
Serikat pekerja adalah organisasi yang dibentuk oleh, dari, dan untuk pekerja/buruh, baik di dalam maupun di luar perusahaan.
Tujuannya adalah untuk memperjuangkan, membela, dan melindungi hak serta kepentingan pekerja, seperti upah, kondisi kerja, dan keselamatan kerja, serta untuk meningkatkan kesejahteraan anggota dan keluarganya.
Serikat pekerja bersifat bebas, terbuka, mandiri, demokratis, dan bertanggung jawab, dan keberadaannya dijamin oleh hukum di Indonesia, khususnya dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000
Diskusi ini sebagai bagian dari membangun komunikasi positif antara Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dengan Buruh.
Diskusi ini yang dipimpin Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Rahel Rotinsulu didampingi Stafsus Guberbur Bidang Ketenagakerjaan, Giovani Paulus ini membahas persoalan dan tantangan perburuhan di Sulawesi Utara.
Insiatif ini mendapat apresiasi dari perwakilan Serikat Buruh Sulawesi Utara.
Ketua Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera (KSBSI) Sulawesi Utara, Jack Andalangi menilai, diskusi ini adalah momentum baru untuk memperjuangkan nasib buruh pekerja di Bumi Nyiur Melambai.
"Setelah bertahun-tahun, bisa ada model komunikasi yang baru seperti diskusi ini. Ini menindaklanjuti instruksi Gubernur YSK," kata Jack.
Pihaknya berharap diskusi ini bisa menjadi agenda rutin. "Dengan berdialog, sumbatan komunikasi, aspirasi bisa cair dan tidak ada saling curiga," kata Andalangi yang didampingi pimpinan konfederasi buruh dan pekerja lainnya, yakni Ferdinan Lumenta (KSPI); Frans Eka Darma (KPBI) dan Rommy Wangka (FSP KEP). (FER)
Ikuti Saluran WhatsApp Tribun Manado, Threads Tribun Manado dan Google News Tribun Manado untuk pembaharuan lebih lanjut tentang berita populer lainnya.